Rangkuman Taklim Ustaz Akbar: Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Ramadan

Rangkuman Taklim Ustaz Akbar: Hukum-hukum yang Berkaitan dengan Ramadan

Taklim malam Sabtu atau Jum’at malam ini (21/2/2025) kembali hadir, masih di tempat yang sama, Masjid An-Nur Ponpes Al-Wahdah Bombana Putri. Kali ini membahas tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan Ramadan. Apa saja tuh?

Narasumber taklim rutin ini adalah Ustaz Akbar Jabba, S.Pd.I, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah (WI) Bombana. Taklim ini berlangsung ba’da Maghrib hingga Isya.

Penentuan Tanggal 1 Ramadan

hukum-hukum-yang-berkaitan-dengan-ramadan-2

Dalam penentuan tanggal 1 Ramadan, negara kita menganut sistem melihat hilal. Biasanya, yang dilihat hilal itu di Pantai Cakung, Jakarta Timur. Jika ada yang melihat di sana, meskipun satu orang, dan bisa dipertanggungjawabkan, berani disumpah, maka hasilnya itu yang diakui.

“Tentang Ramadan ini, kita harus banyak belajar. Kalau perlu, beli buku tentang Ramadan. Misalnya buku Syekh Utsaimin yang sudah diterjemahkan,” kata Ustaz Akbar.

Agar bisa memaksimalkan Ramadan, kata Ustaz Akbar, tidak cukup dengan sekadar taklim, tetapi juga harus mencari guru. Kalau sekadar taklim, apalagi jika tidak dicatat, maka akan mudah lupa.

Kegunaan buku dijelaskan oleh beliau. “Buku juga bisa menjadi bahan ceramah, inilah kesempatan untuk berdakwah. Ini kesempatan orang banyak berkumpul di bulan Ramadan.”

Tentang materi ceramah, Ustaz Akbar yang lahir di Kabupaten Bone ini tidak lagi bicara tentang keutamaan Ramadan karena sudah dibahas oleh penceramah lain. “Kalau saya tentang hukum puasa, tentang sholat, tentang syirik, tentang riba.”

Baca Juga: Daurah Ramadhan Muslimah: Bukti Semangat Muslimah Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriyah

Mengapa seperti itu? Ustaz Akbar beralasan jika temanya tentang keutamaan Ramadan terus, maka tidak akan perubahan setelah Ramadan. Beliau juga berpandangan bahwa masih banyak masjid yang butuh penceramah. Masih banyak pula yang belum paham fikih puasa, kapan berbuka, bagaimana niatnya, termasuk apa saja yang membatalkan puasa.

“Pokoknya, sudah banyak kita berada di majelis ilmu. Saatnya kita turun berdakwah untuk menyampaikan ilmu,” demikian motivasi dari beliau.

Adapun tentang bahan ceramah, Ustaz Akbar mengatakan, “Untuk bahan ceramah jangan khawatir, tiap pekan ada materi khutbah.”

Beliau mengatakan kondisi yang ada, “Untuk Ramadan ini sebenarnya ada beberapa permintaan. Ada masjid yang minta dari malam pertama sampai terakhir. Ada yang masjidnya siap, tetapi kita sendiri yang tidak siap. Terutama dari aspek mobilisasi.”

Ustaz yang juga punya usaha travel umrah ini menambahkan, “Kita akan buat jadwal dan ketika ada jadwalnya, tidak boleh menolak. Kapan lagi kita akan berkorban? Apa yang menghalangi kita untuk berkorban dalam dakwah?”

Pengorbanan dalam Dakwah

hukum-hukum-yang-berkaitan-dengan-ramadan-3

Pengorbanan kita memang belum bisa menyamai pengorbanan para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Demikian penjelasan dari Ustaz Akbar.

Bagaimana dengan yang tidak siap untuk ceramah? Ustaz Akbar memberikan jawaban, “Kalau belum siap mengisi, paling tidak kita jadi wasilah untuk menawarkan para ustaz ceramah ke masjid-masjid.”

Memang, ketika bulan Ramadan, ada ibadah yang keutamaannya luar biasa, yaitu: membaca Al-Qur’an. “Namun, jangan sampai membaca Al-Qur’an itu menghalangi dakwah. Contohnya Perang Badar di bulan suci Ramadan. Tidak mungkin dikatakan, ‘Kita membaca Al-Qur’an saja, tidak usah berperang.'”

Baca Juga: Antara Memindahkan Batu dan Membaca Al-Qur’an Bagi Orang Munafik

Ustaz Akbar pernah membuat status atau story, mengutip dari perkataan Ustaz Zaitun, Pemimpin Umum WI, bahwa dalam dakwah ini, kita harus terjun, bukan menunggu, kita harus turun langsung. “Ada yang japri, siap terjun, tetapi tidak mau ceramah. Jangan sampai kita kendor karena tidak bisa ceramah,” motivasi lagi dari Ustaz Akbar.

Memberdayakan Para Santri

hukum-hukum-yang-berkaitan-dengan-ramadan-4

Para santri dari Ponpes Al-Wahdah Bombana Putra, disebutkan Ustaz Akbar, “Para santri bisa langsung siap ceramah karena mereka sudah siap dengan materi. Mereka menulis sendiri materinya. Sedangkan kita belum tentu. Kadang ada materi, tetapi harus dibaca terlebih dahulu.”

Beliau berharap di Ramadan ini, “Untuk ceramah Ramadan ini, betul-betul harus menjaga amanah. Jika tidak bisa ceramah dan digantikan santri, maka harus siap mengantar santri.”

Mengusulkan santri untuk ceramah bisa juga sebagai sarana untuk mengenalkan Pondok Pesantren Al-Wahdah Bombana. “Ada orang tua yang tertarik memasukkan anaknya ke pesantren kita karena melihat santri kita ceramah,” ujar Ustaz Akbar.

Tentang ceramah Tarawih ini, beliau mengatakan, “Ceramah tarawih mungkin cuma ada di Indonesia dan Malaysia. Di Masjidil Haram tidak ada. Di sana, setelah Isya, langsung tarawih.”

Ibadah yang termasuk paling utama di bulan Ramadan adalah membaca Al-Qur’an. Tentang ibadah ini, beliau berujar, “Memang ada keutamaan membaca Al-Qur’an dari segi kuantitas, tetapi juga dilihat terjemahannya. Tujuannya agar kita lebih memahami Al-Qur’an.”

Ustaz Akbar berpesan, “Momen Ramadan ini jadikan untuk memperbanyak ibadah dengan berbagai ibadah. Berdoa juga setelah Ramadan ini agar kita lebih baik lagi. Mungkin banyak hal yang kita lalaikan selama ini dan ketika Ramadan, bisa kita tinggalkan yang melalaikan tersebut.”

Terakhir, beliau juga mewanti-wanti, “Jangan sampai kita banyak masbuk. Karena itu menjadi suatu masalah bagi kita.”

Baca Juga: Mencari Keridhoan Allah Menurut Ibnul Qayyim Rahimahullah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id