Hari Ahad biasanya menjadi hari libur yang diidam-idamkan oleh banyak keluarga muslim. Hari Ahad sebagai hari istirahat dari rutinitas kerja dan persiapan untuk masuk kerja lagi di hari Senin. Namun, hari Ahad kali ini termasuk spesial, apa alasannya?
Tidak lain dan tidak bukan, alasannya adalah karena ada acara Pengajian Nasional Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, M.A. Kegiatan akbar yang lebih banyak melibatkan pengurus, kader, dan simpatisan Wahdah Islamiyah, serta masyarakat umum ini, lebih fokus diselenggarakan secara online melalui Zoom dan YouTube. Waktunya hari ini, Ahad (16/3/2025), dimulai pukul 09.30 WITA. Untuk waktu WIB dan WIT tinggal menyesuaikan saja.
Link Zoom ditujukan kepada Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat, Dewan Pengurus Wilayah, dan Dewan Pengurus Daerah, serta Departemen Media dan Komunikasi Wahdah Islamiyah seluruh Indonesia. Adapun kader, simpatisan, dan masyarakat muslim secara umum bisa menyaksikan melalui channel YouTube Wahdah TV.
Format Berbeda dan Keutamaan Ramadan
Pengajian nasional ini memang hanya menghadirkan Ustaz Zaitun sebagai pembicara atau narasumber utama. Adapun untuk pembawa acara adalah teman saya sendiri, yaitu: Muhammad Irsyad, yang cukup sukses dalam bisnis British Propolis.
Acara berbentuk penyampaian materi dengan mengambil tema “Ramadan, Jalan Takwa, Persatuan, dan Harmoni”. Mengawali acara, MC menyampaikan tentang kondisi bangsa, terutama kaum muslimin yang mengalami banyak masalah saat ini.
Ustaz Zaitun memberikan penyampaian tentang bulan suci Ramadan ini yang mempunyai keutamaan dalam tiga bentuk. Pertama, bulan suci Ramadan menjadi istimewa karena dipilih Allah sebagai waktu turunnya Al-Qur’an.
“Bahkan, para ulama menyebutkan bahwa kitab-kitab suci yang lain sebelum Al-Qur’an juga diturunkan Allah di bulan Ramadan,” ujar Ustaz Zaitun.
Kedua, Ramadan menjadi bulan yang penuh keutamaan karena merupakan bulan ibadah, penuh waktu untuk ibadah. “Bandingkan dengan bulan Dzulhijjah, pelaksanaan ibadah haji cuma dalam beberapa hari saja.” Kata beliau.
“Ibadah puasa ini tidak bisa diringankan. Sedangkan untuk ibadah haji, misalnya ibadah sa’i, tidak kuat berjalan, bisa ditandu. Kalau di musim panas, haji VIP/plus bisa pakai AC. Kalau puasa, tidak ada yang meringankan. Misalnya, sudah lapar sekali, lalu diinfus. Itu tidak bisa. Ini berarti puasa adalah ibadah intensif dan waktunya panjang,” tambah ulama yang juga pernah tampil di TV nasional ini.
Malam Lailatul Qadr
Pada keutamaan ketiga tentang bulan suci Ramadan, Ustaz Zaitun menjelaskan adanya malam Lailatul Qadr. Satu malam yang nilainya luar biasa dan tidak ada di bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, beliau berpesan, “Pada bulan Ramadan ini, kesempatan mendulang amal ibadah sebanyak-banyaknya.”
Ketika menyandingkan antara iman dan takwa, Ustaz Zaitun berujar bahwa kata “takwa” bisa lebih tinggi dan lebih dalam maknanya daripada iman.
“Takwa itu mengamalkan nilai-nilai agama, dimasukkan ke dalam diri. Orang yang takwa terpancar nilai-nilai ilahiyah, terhindar dari dosa besar, seperti syahwat, atau dosa besar yang menjurus angkara murka, seperti: menyakiti orang lain. Orang bertakwa juga menunjukkan solidaritas dan kepedulian, terutama kepada keluarga. Nilai-nilai kebaikan itu terkumpul semua pada bulan Ramadan.” Ulas Ustaz Zaitun secara cukup lengkap.
Ustaz yang juga berkecimpung di Majelis Ulama Indonesia ini terus memberikan motivasi kepada hadirin, “Mari berusaha keras, berkejaran dengan waktu. Membaca Al-Qur’an bisa cepat, yang penting benar bacaannya. Lebih baik mana membaca sedikit, lalu membaca maknanya, atau membaca banyak demi mengejar khatam? Sulit untuk menilai yang mana lebih baik, lebih baik memang dipadukan saja selama masih ada waktu.”
Tidak hanya tentang ibadah puasa, Ustaz Zaitun juga menyinggung tentang zakat, “Untuk zakat, hendaknya disalurkan ke lembaga-lembaga yang amanah dan terpercaya di negeri ini.”
Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
MC membuka sesi tanya jawab kepada para peserta Pengajian Nasional ini. Ketika dibuka seperti itu, langsung muncul cukup banyak pertanyaan dan ada yang panjang juga. Sebelumnya juga ada beberapa pertanyaan, padahal sesinya masih penyampaian materi dari Ustaz Zaitun.
Pertanyaan pertama tentang obat anti menstruasi di bulan suci Ramadan ini. Ustaz Zaitun menjawab bahwa obat semacam itu lebih baik dihindari karena ketika haid di bulan Ramadan, bisa diganti puasanya di bulan lainnya.
Ada pula yang bertanya tentang hukum sholat wajib di atas kendaraan, terutama ketika berada di dalam pesawat terbang selama 10 jam. Beliau menanggapi, “Sholat wajib itu tidak pernah dikerjakan nabi di atas kendaraan, kalau sholat sunnah sering. Sholat wajib bisa dilakukan di atas kendaraan jika takut terlambat atau keluar waktunya.”
Adapun untuk sholat di atas pesawat, disarankan Ustaz Zaitun untuk takbiratul ihram menghadap kiblat. Dan, lebih bagus memang dalam posisi berdiri. “Seperti pesawat Saudi Airlines itu, ada mushollanya. Jadi, saya menghimbau kepada maskapai penerbangan, utamanya yang mengangkut jamaah haji dan umrah untuk menyediakan musholla di dalam pesawat.”
Tentang Buah Pisang
Pertanyaan yang masuk memang beraneka macam dan cukup banyak pula yang tidak sesuai tema pada acara kali ini. Ada satu pertanyaan tentang sedekah di bulan Ramadan. Ustaz Zaitun memberikan cerita menariknya, “Sedekah atau memberikan makanan berbuka puasa itu tidak harus satu porsi lengkap, bisa dengan buah pisang. Buahnya manis, kemasannya higienis, dibukanya gampang, beda dengan semangka yang harus dibuka dengan pisau lagi. Rasanya jarang ada yang kecut, beda dengan jeruk, ada yang manis, ada yang kecut.”
Masih melanjutkan tentang buah pisang, “Waktu itu, saya memberikan donasi buka puasa di Tanah Suci, yang lain memberikan kurma, saya memberikan buah pisang. Karena saya lihat yang memberikan kurma sudah banyak, ketika saya memberikan pisang, maka yang lain berebut untuk mengambilnya.”
Memang Jalan Terbaik
Acara Pengajian Nasional Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah ini berakhir sekitar pukul 11.00 WITA. Sebelum ditutup, Ustaz Zaitun dipersilakan oleh MC untuk memberikan closing statement.
“Ramadan adalah jalan terbaik untuk bertakwa, meningkatkan persatuan untuk mencapai tujuan bersama, apalagi ditambah dengan nilai-nilai persaudaraan. Saling merasakan beban saudara kita. Mari tingkatkan sinergitas agar terjadi kebersamaan yang indah. Persaudaraan kita ini lebih indah daripada sekumpulan hewan, burung, atau lebah, karena kita manusia.”