Kisah Nyata Seorang Makmum Menyuruh Imam Mundur Ketika Sholat Berjamaah

Kisah Nyata Seorang Makmum Menyuruh Imam Mundur Ketika Sholat Berjamaah

Pernah mengalami sholat berjamaah imamnya batal? Mungkin jarang sekali di antara Anda yang mengalaminya. Namun, jika ada seorang makmum menyuruh imam mundur saat sholat berjamaah, mungkin Anda baru dengar pertama kalinya ini.

Kisah nyata ini tidak terjadi pada saya, namun terjadi pada seorang ustadz terkenal di Indonesia ini. Anda pasti tahu nama beliau. Yap, beliau adalah Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Sudah banyak sekali materi ilmu yang disampaikan beliau, akan tetapi untuk yang satu ini, memang benar-benar kisah nyata.

Ceritanya, Ustadz Firanda sedang berjalan di sebuah mal bersama kerabatnya. Sudah tiba waktu sholat Ashar, mereka pun mencari musholla mal dan mendirikan sholat tersebut.

Nah, keanehan terjadi pada sang imam. Sholat Ashar yang pada dasarnya tidak dikeraskan suaranya, malah menjadi dikeraskan. Imam tersebut membaca Surah Al-Fatihah dengan dikeraskan. Bayangkan, seumur hidup, mungkin baru kali ini dengar ada imam membaca dalam sholat Ashar dengan dikeraskan bacaannya.

Makmum yang di belakang tentu saja merasa heran. Ini kok begini? Lalu, ada di antara mereka mengucapkan “Subhanallah”. Harapannya sih imam bisa sadar bahwa dia melakukan kesalahan. Ternyata, tidak mempan. Imam tersebut masih melanjutkan sholat dengan suara keras.

Ketika beberapa kali ada yang mengucapkan “Subhanallah”, imam tersebut justru merasa bacaan surahnya salah. Lalu, dia mengganti dengan surah yang lain, yaitu: Al-Ikhlas. Masih tetap keras. Sampai akhirnya, rukuk.

Para makmum merasa lega, akhirnya rukuk juga. Akan tetapi, harapan mereka belum jadi kenyataan. Pada rakaat kedua, sang imam tersebut masih membaca sebagaimana rakaat pertama. Menghadapi situasi pelik seperti itu, Ustadz Firanda yang menjadi bagian dari makmum juga, tiba-tiba maju. Saat di dekat imam, jempol kanannya mengarah ke belakang, menyuruh imam mundur saja.

Baca Juga: Melakukan Perayaan Hari Valentine, Merayakan Hari Kasih Sayang atau Hari Kasih Utang?

Masalah pun selesai. Hati jamaah jadi lebih tenang. Soalnya tadi, jamaah gelisah luar biasa. Ketika selesai sholat, para makmum menyalami Ustadz Firanda, “Terima kasih, Ustadz” secara berkali-kali. Tidak dijelaskan, mengapa imam tadi sampai berbuat begitu, yang jelas kejadian ini sangat jarang terjadi, tetapi nyatanya memang terjadi.

Yang Ini Maju, Yang Itu Mundur

donasi-buka-puasa-santri-2

Biasanya, imam memang berada di bagian paling depan daripada makmum-makmumnya. Hal ini beda dengan sholat berjamaah yang dilakukan oleh kaum perempuan, imam berada di tengah-tengah mereka, di shaf terdepan.

Kalau seseorang maju untuk menjadi imam, memang ada persyaratan khususnya. Namun, bagaimana, atau seandainya ada orang sholat sendirian, lalu kita datang bersama beberapa orang, menepuk pundak orang yang sholat tersebut? Ustadz Firanda, masih satu bagian kajian dengan cerita nyata di atas, memberikan nasihat untuk tidak sembarangan menepuk pundak orang yang sedang sholat.

Hal tersebut karena bisa jadi dalam diri orang tersebut tidak mau menjadi imam. Apalagi jika untuk sholat-sholat yang harus dikeraskan bacaannya, seperti: Maghrib, Isya, dan Subuh. Orang yang sedang sholat mungkin tidak mau jadi imam selanjutnya untuk tiga sholat tersebut karena merasa bacaannya tidak lancar, kurang fasih, intinya masih kurang percaya diri.

Akan lebih bagus, jika kita datang ke masjid bersama beberapa orang, maka membuat shaf sendiri. Dua orang saja sudah cukup membuat shaf, kok. Kalau dua orang, maka posisinya sejajar antara imam dan makmum. Beda halnya kalau lebih dari dua orang, maka imam harus lebih maju daripada para makmumnya.

Baca Juga: Malam Nisfu Sya’ban: Tanya Dalil Shohihnya, Pertanda Mulai Serius Memperhatikan Agama

Bicara tentang maju, rasanya memang tidak cuma dalam urusan sholat berjamaah saja. Maju yang dimaksud adalah dari segi pahala. Kalau yang lain mungkin cuma dapat satu atau dua pahala, maka kita bisa mendapatkan berlipat-lipat pahalanya. Bagaimana caranya? Insya Allah ini menjadi cara yang cukup luar biasa, yaitu: dengan menjadi donatur buka puasa sunnah santri Ponpes Al-Wahdah Bombana, baik putra maupun putri.

donasi-buka-puasa-sunnah-santri-putra

Itu dari Ponpes Al-Wahdah Bombana putra, bagaimana dengan yang putrinya? Bisa dilihat di bawah ini:

donasi-buka-puasa-sunnah-santri-putri

Kok bisa dikatakan donasi buka puasa sunnah santri putra maupun donasi buka puasa sunnah santri putri termasuk amalan yang maju alias Insya Allah ada kemajuan untuk pahala kita? Jawabannya bisa di bawah ini:

  1. Memberi makan orang yang berpuasa termasuk amalan yang sangat mulia. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, dari Zaid bin Kholid Al-Juhani berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR. Tirmizi, 807. Ibnu Majah, 1746. Dan dishohehkan oleh Ibnu Hibban, 8/216. Dan oleh Al-Bany di shoheh Al-Jami’, 6415). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Maksud memberikan buka adalah mengenyangkannya.” (Kitab ‘Al-Ikhtiyarat hal. 194). Kalau kita bisa memberi makan berbuka puasa untuk seluruh santri yang berpuasa sunnah di Ponpes Al-Wahdah Bombana, maka silakan hitung sendiri pahalanya. Mungkin butuh lebih dari satu kalkulator untuk menghitungnya.
  2. Para santri Al-Wahdah Bombana putra dan putri setiap hari pasti membuka mushaf dan membaca Al-Qur’an. Tidak hanya membaca, mereka juga menghafal. Kata Ustadz Adi Hidayat, pahala menghafal Al-Qur’an ini sangat luar biasa. Apalagi jika berkali-kali dibaca agar hafal. Kalau membaca satu huruf saja terhitung 10 kebaikan, maka berapa kebaikan yang akan kita dapatkan dengan memberikan mereka makan dan memperkuat raga mereka? Ditambah dengan seluruh santri yang kita bantu, maka akan lebih berlipat lagi.
  3. Tidak semua dari kita rajin puasa sunnah. Mungkin karena alasan pekerjaan, alasan capek, panas, atau memang tidak dilaksanakan karena hukumnya cuma sunnah, bukan wajib. Nah, jika kita tidak sempat berpuasa sunnah, maka kita bisa mendapatkan pahala lain lewat puasa anak-anak santri. Mereka diajarkan untuk rutin berpuasa tiap hari Senin dan Kamis oleh para pembina mereka. Dan, tiap hari Senin dan Kamis pula, kita bisa mendapatkan pahalanya, Insya Allah.

Puasa adalah ibadah yang agung. Nilai pahalanya sebenarnya tidak bisa diketahui karena puasa ini untuk Allah dan Allah sendiri yang akan membalas dengan pahala maupun rahmat-Nya. Puasa termasuk ibadah yang sulit untuk terjangkiti riya’ karena memang tidak terlihat oleh manusia.

donasi-buka-puasa-sunnah-santri-2

Oh, ya, bisa juga ini sebagai latihan start untuk nanti memasuki bulan suci Ramadhan. Seorang pelari maraton yang akan berlari selama sebulan lebih, pastilah butuh persiapan yang matang. Tidak hanya raganya yang disiapkan, tetapi juga mentalnya. Donasi buka puasa santri putra maupun putri ini sebagai bentuk melatih mental untuk semakin sering berdonasi. Kata Ustadz Dr. Khalid Basalamah, “Dalam Islam, jauh lebih baik bersedekah, karena prinsipnya mengeluarkan untuk mendapatkan.”

Pompa air di rumah Anda mungkin tersendat alirannya. Maka, pancing terlebih dahulu dengan air juga agar nantinya aliran air bisa lebih lancar. Nah, kalau memancing air saja membutuhkan air, apalagi ini memancing pahala besar, memancing rahmat Allah turun, dan yang utama lagi adalah memancing kesempatan emas untuk bisa masuk surga Firdaus kelak. Mau apa mau?

Mumpung masih bulan Sya’ban, segera ambil bagian dalam donasi buka puasa sunnah santri putra dan putri ini. Untuk yang putra, Anda bisa klik > DI SINI.

Sedangkan, untuk donasi buka puasa santri putri, bisa klik > DI SINI 

Atau bisa klik > DI SINI JUGA

Barakallahu fiikum, semoga Allah memberkahi Anda sekeluarga, seluruh harta Anda, dan hidup Anda dunia maupun akhirat. Doa para santri Insya Allah selalu menyertai Anda semua.

Share informasi ini, mudah-mudahan menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir kepada Anda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id