3 Keistimewaan Bulan Suci Ramadan Tahun Ini

3 Keistimewaan Bulan Suci Ramadan Tahun Ini

Memasuki hari ketiga bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah. Puasa sudah berjalan dua hari, bagaimana keadaan Anda sampai dengan hari ini?

Mungkin, bagi sebagian orang, ibadah puasa ini memang dirasakan berat, bahkan sangat berat. Bagaimana tidak berat, menahan lapar dan haus dari Subuh, kira-kira pukul 04.50 sampai dengan 18.13. Itu untuk WITA, tepatnya di Kabupaten Bombana. Berapa jam itu? Sekitar 14 jam, apapun jenis dan merek jamnya.

Tidak minum menimbulkan haus, tidak makan menimbulkan lapar, jangan dibalik. Sebenarnya, dipikir secara normal dan sesuai logika manusia, itu bentuk penyiksaan terhadap tubuh. Makanan dan minuman pasti dibutuhkan tubuh. Dan, selama ini, jika kita haus, langsung minum. Saat lapar, langsung makan. Namun, di bulan suci Ramadan ini, tidak bisa langsung begitu. Ada waktunya. Ada saatnya. Ada waktu dan saat untuk makan dan minum.

Ibadah puasa yang dipikir logika cukup berat itu, rupanya tidak terasa berat, karena dilakukan oleh banyak muslim dan muslimah. Jadi, kita pasti ada temannya. Keluarga berpuasa, tetangga, teman kantor, atasan, maupun bawahan, semuanya berpuasa. Jadi, senasib, sepenanggungan. Ibadah puasa jadi lebih ringan, toh hampir semua orang muslim mengalami, kok!

Coba ketika di luar bulan suci Ramadan. Kita berpuasa sunnah. orang lain tidak berpuasa. Jadi, rasanya cuma kita sendiri dan satu-satunya orang di dunia yang berpuasa. Orang lain bebas-bebas saja makan dan minum, tetapi kita berjuang, berusaha keras untuk menahan diri dari makan, minum, dan pembatal-pembatal puasa lainnya. Lebih berat lho itu!

Keistimewaan Bulan Suci Ramadan

keistimewaan-bulan-suci-ramadan-1

Dilihat dari berbagai aspek dan sudut keilmuan dalam Islam, bulan suci Ramadan memang istimewa, bahkan sangat istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya. Tidak perlu dijelaskan di sini karena sudah banyak penceramah yang membahasnya.

Akan tetapi, keistimewaan bulan suci Ramadan, terutama di tahun ini, 1446 Hijriyah atau tahun 2025, memang cukup tersendiri. Cukup spesial. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, mungkin. Dikatakan mungkin, karena penilaian istimewa ini bisa berbeda masing-masing orang. Subjektif. Apa saja sih keistimewaan itu? Bahkan sesuai judul tulisan ini, ada 3 keistimewaan.

Pertama, bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah ini waktunya bertepatan dengan tanggal Masehi. Artinya, 1 Ramadan 1446 Hijriyah bertepatan dengan 1 Maret 2025. Dan, ini memang sangat jarang terjadi.

Keistimewaan pertama ini menimbulkan hitungan yang mudah. Jadi, ketika ditanya, hari ini sudah puasa keberapa, tinggal dilihat kalender Masehinya. Misalnya, hari kelima belas, berarti tanggal 15 Ramadan atau tanggal 15 Maret. Gampang bukan?

Kalau bulan-bulan puasa yang sebelumnya, karena tanggal Hijriyah tidak bertepatan dengan Masehi, kadang kita bingung, ini sudah puasa keberapa? Saat ada orang yang bertanya kepada kita, maka kita urutkan lagi tanggal dari awal puasa Ramadan, disesuaikan dengan kalender Masehi.

Setelah keistimewaan pertama, ada keistimewaan kedua atau yang selanjutnya. Apa itu? Pada bulan Ramadan tahun ini, tanggal 1 Ramadan pada hari Sabtu. Nah, hari Sabtu ini biasanya menjadi hari libur bagi para pegawai kantoran.

Bagi yang bekerja di kantor, entah itu sebagai atasan, bawahan, pejabat, maupun staf, hari pertama dan kedua puasa pada hari libur, jelas punya keistimewaan tersendiri. Bisa menikmati awal puasa Ramadan bersama keluarga tercinta. Tidak perlu di awal puasa bekerja di kantor, meskipun jam kerjanya sudah dikurangi sesuai peraturan yang ada.

Awal puasa pada hari Sabtu dan Ahad bisa menjadi suatu adaptasi, bahwa ketika hari Senin, masuk kerja lagi, tubuh sudah tidak terlalu kaget. Bekerja seperti biasa, tetapi dengan kondisi tubuh yang sedikit berkurang staminanya karena tidak makan dan minum.

Dan, yang terakhir, keistimewaan bulan suci Ramadan tahun ini, ada kaitannya dengan dunia politik, yaitu: menjadi momen perdana pengumuman awal puasa Ramadan oleh Menteri Agama yang baru, di bawah pemerintahan yang baru pula. Mereka terpilih di tanggal 20 Oktober 2024 dan ini menjadi momen puasa pertama di pemerintahan mereka.

Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah masih cukup tinggi. Buktinya, di banyak tempat, untuk WITA dan WIT, mereka setia menunggu pengumuman resmi dari pemerintah setelah sidang isbat. Sudah sholat Isya, sudah sholat sunnah juga setelahnya, tetapi belum melakukan sholat tarawih karena belum jelas, besok puasa atau tidak?

Barulah ketika Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengumumkan secara resmi awal puasa Ramadan pada hari Sabtu (1/1/2025), masyarakat muslim menyambut gembira. Mereka pun melakukan salat tarawih di masjid-masjid. Alhamdulillah.

Dan, masih ada kaitannya dengan keistimewaan yang ketiga ini, mumpung masih bulan suci Ramadan, bagus juga mendoakan para pemimpin kita, baik yang ada di pusat beserta jajarannya dan di daerah beserta jajarannya juga. Mungkin kita masih ingat, perkataan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah:

لو أن لي دعوة مستجابة ما جعلتها إِلا في السلطان

”Seandainya aku memiliki do’a yang mustajab, maka tidaklah aku jadikan kecuali pada penguasa.” (Siyasah Syar’iyyah hal. 218).

Doa untuk diri sendiri sudah kita lakukan, untuk keluarga juga sudah, namun untuk para pemimpin sudah atau belum? Apalagi di tengah berbagai masalah yang menyerang kepemimpinan sekarang ini, maka sebagai muslim yang baik, dan sekali lagi masih di bulan suci Ramadan, mari doakan para pemimpin kita. Mudah-mudahan dari doa-doa kita, ada perubahan yang lebih baik untuk negeri ini. Aamiin ya rabbal ‘alamin.

Tetap Istimewa

keistimewaan-bulan-suci-ramadan-2

Mau awal Ramadan di tanggal Masehi berapapun, bulan ini tetaplah istimewa di hati kaum muslimin. Bulan ini menjadi kesempatan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya dan peluang untuk masuk surga sebesar-besarnya.

Akan tetapi, tidak semua kaum muslimin punya motivasi semacam itu. Apalagi yang selama 11 bulan sebelumnya, sudah banyak berlumur dengan dosa dan larut sekali dalam kehidupan dunia, bulan Ramadan akan dianggap biasa-biasa saja.

Bulan suci Ramadan bisa dianggap istimewa bagi mereka karena ada kesempatan untuk jualan, menawarkan banyak promo, pokoknya tetap orientasinya dunia dan dunia. Orang kafir pun menikmati bulan suci Ramadan, karena jualannya lebih laris manis tanjung kimpul.

Semoga kita tidak digolongkan seperti itu, ya! Dan, semoga kita digolongkan ke dalam orang-orang yang orientasinya ibadah di bulan suci Ramadan ini. Teringat kalimat yang disampaikan oleh banyak penceramah, bulan suci Ramadan tahun depan pastilah datang lagi, namun apakah kita masih berada di dalamnya atau tidak, wallahu ‘alam.

Sumber: https://muslim.or.id/27804-mendoakan-kebaikan-untuk-waliyul-amri.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id