Taklim Malam Jum’at Ustaz Akbar: Renungan Bagi yang Mengaku Telah Mendapatkan Hidayah

Taklim Malam Jum’at Ustaz Akbar: Renungan Bagi yang Mengaku Telah Mendapatkan Hidayah

Malam Sabtu, tiba saatnya untuk taklim bersama Ustaz Akbar Jabba, S.Pd.I, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah (WI) Bombana. Kali ini mengambil tema tentang hidayah dan digelar pada Jum’at (25/4/2025).

Taklim yang dilaksanakan mulai setelah Maghrib ini mengambil tema secara lengkap, yaitu: “Renungan Bagi yang Mengaku Telah Mendapatkan Hidayah”.

Tempatnya masih sama seperti pekan-pekan sebelumnya, di Masjid An-Nur, kompleks Pesantren Al-Wahdah Bombana putri, Kelurahan Lauru, Kecamatan Rumbia Tengah.

mendapatkan-hidayah-1

Bersyukur Kepada Allah Karena Sudah Berislam dari Lahir

Ustaz Akbar memulai kajiannya dengan mengungkapkan tentang syukur. “Dalam Surah As-Sajjadah, manusia diciptakan dari air mani. Manusia lalu bisa memiliki penglihatan, pendengaran, dan hati. Orang kafir tidak mensyukuri nikmat tersebut dan memang susah percaya.”

Lanjut beliau, “Pada dasarnya, manusia sangat sedikit yang bersyukur kepada Allah. Dari lisan, kita banyak bersyukur kepada Allah, tetapi syukur dalam tujuan dia diciptakan, ini sangatlah sedikit.”

mendapatkan-hidayah-2

Syukur kepada Allah memang sudah sejak lahir. Kata beliau, “Dari bayi, kita sudah memeluk agama Islam. Ini nikmat dari Allah. Setiap manusia lahir dari fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikan dia bukan Islam. Kita selamat dari Yahudi, Nasrani, Majusi, dan agama lain.”

Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah, ini menurut Ustaz Akbar. “Ketika kita telah mengenal Islam, maka nikmat berikutnya adalah hidayah untuk bisa mengamalkan Islam.”

Hidayah ini memang tidak didapatkan oleh seluruh manusia. Ustaz Akbar mencontohkan keluarga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri, “Ada yang diberikan hidayah Islam, ada juga yang tidak. Ketika ada tawaran bagi Rasulullah untuk meninggalkan Islam, maka Abu Thalib bertanya kepada Muhammad dan dijawab, ‘Seandainya matahari ada di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan meninggalkan agama ini.”

mendapatkan-hidayah-3

Beliau melanjutkan lagi, “Perkataan itulah yang membuat Abu Thalib memahami bahwa Muhammad tidak akan pernah keluar dari Islam atau meninggalkan Islam. Sejak itu, Abu Thalib tidak pernah tertarik lagi dengan tawaran Quraisy dan beliau pun membela mati-matian.”

Sebaliknya dengan Abu Thalib, Khadijah radhiyallahu anha adalah orang yang pertama mendapatkan hidayah, ini menurut Ustaz Akbar. Meskipun dikatakan sebagai keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Ustaz Akbar menyampaikan kaidah penting, “Meskipun Abu Thalib membela Rasulullah, tetap tidak dapat hidayah dari Allah. Padahal yang mengajak Abu Thalib adalah orang yang terbaik.”

Perkataan Ustaz Akbar berikutnya, masih terkait dengan keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tega sekali kalau ada yang mengatakan bapaknya Nabi di neraka padahal ini Nabi sendiri yang mengatakan dalam haditsnya dan haditsnya pun shohih.”

Alasan orang yang tega mengatakan begitu, dikatakan pada masa itu adalah masa fatrah. Beliau menanggapi, “Masa fatrah, tetapi masih ada ajaran nabi, yaitu: ada pendeta. Syiar-syiar itu masih ada. Syiar Nabi Ibrahim dan Nabi Isa masih ada.”

Kembali Mengingatkan Tentang Bersyukur

mendapatkan-hidayah-4

Mengacu kepada kondisi sekarang, Ustaz Akbar mengatakan kepada hadirin, “Keluarga Nabi, ada yang tidak mendapatkan hidayah Islam. Sementara kita bukan keluarga Nabi atau siapa-siapanya Nabi, tetapi mendapatkan hidayah nikmat Islam. Seorang ulama yang bernama Ibnu Mujahid, pencetus mengumpulkan 7 qiraat Al-Qur’an, mengatakan, ‘Saya tidak tahu nikmat mana yang terbesar dari Allah? Apakah nikmat Islam atau terhindar dari perkara-perkara di luar Islam.’ Ada orang yang beragama Islam, tetapi ikut dalam perkara bid’ah.”

Kesulitan pada zaman sekarang, menurut Ustaz Akbar, “Tidak mudah meninggalkan adat istiadat, tidak mudah meninggalkan perkara kesyirikan.”

Ustaz Akbar terus mengingatkan kaitannya dengan hidayah ini, “Jangan sampai hidayah cuma tampak luarnya. Dosa yang ditampakkan terang-terangan itu rawan sekali, kapan dilakukan, bisa menyebabkan akibat yang tidak kita inginkan.”

Menyinggung ustaz yang terang-terangan mengatakan rokok itu halal, ustaz kelahiran Bone ini berujar, “Semoga ustaz yang mengatakan rokok itu halal segera bertaubat. Jangan tertipu dengan hidayah. Banyak berdoa agar bisa tetap mempertahankan hidayah. Ada saudara kita yang sudah mengenal sunnah, tetapi ketinggalan sholat berjamaah. Ada yang sudah bisa khutbah, tetapi meremehkan sunnah-sunnah yang lain. Kalau masbuk sekali-kali tidak masalah, tetapi jangan terlalu sering.”

Hidayah sudah dapat, tetapi masih ada yang kurang? Ini penjelasan Ustaz Akbar, “Sudah dapat hidayah, tetapi masih begadang nonton bola sampai subuh atau main game. Kita tertipu dengan hidayah. Ada yang kerja dari pagi sampai sore, capek, tidak sempat menghadiri majelis ilmu. Setan menggoda dengan membisikkan kita capek.”

Lalu, bagaimana kiat mempertahankan hidayah? Tips dari beliau, “Istiqamah melakukan amalan, banyak berdoa, bergaul dengan teman yang sholeh.”

mendapatkan-hidayah-5

Pada penutup taklim ini, beliau menceritakan, “Ada orang yang diruqyah, ternyata bukan karena jin, melainkan gangguan syaraf. Itu akibat main game. Dua menit bicara normal, setelahnya tidak.”

Dan, tentang sepakbola, juga tidak luput dari perhatian beliau, “Apa manfaatnya nonton bola? Kalau yang main timnas, maka ini bisa menjadi simbol nasionalisme atau karena sesama muslim. Beda dengan yang main orang kafir, jangan sampai loyalitas kita kepada mereka.”

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id