Setelah penyampaian dari Ustaz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, masih pada kegiatan Pekan Edukasi Palestina Memanggil, berikutnya adalah Ustaz Muhammad Husein Gaza, Lc. Ini yang paling mendobrak dalam kegiatan yang berlangsung pada Ahad malam (20/4/2025) tersebut.
Para peserta kegiatan Pekan Edukasi Palestina Memanggil memang mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang baru tentang Gaza dari Ustaz Muhammad Husein ini. Seperti yang beliau katakan, “Apa tujuan Israel menghancurkan Masjidil Aqsa? Mereka akan membangun Kuil Solomon. Persiapan mereka sudah selesai untuk menghancurkan Masjidil Aqsa. Kontraktornya sudah ada, bahan-bahannya sudah ada. Zionis membangun terowongan-terowongan dengan alasan untuk mencari jejak bangsa Yahudi. Padahal terowongan itu untuk melemahkan pondasi Masjidil Aqsa.”
Beliau menambahkan pernyataannya, “Jangan kaget jika nanti ada gempa yang terukur untuk merobohkan Masjidil Aqsa.”
Tentang 7 Oktober 2023
Ustaz Muhammad Husein mengungkapkan, “Dajjal tidak akan muncul jika Kuil Solomon atau sinagognya belum dibangun. Ada seorang rabi Yahudi yang bicara dengan Netanyahu, ini sudah terlalu lama untuk menyambut Dajjal.”
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan ke Israel dari Jalur Gaza. Menurut Ustaz Husein, “Tanggal 7 Oktober, pada bulan itu akan disembelih sapi emas atau sapi merah. Ini adalah satu rangkaian bagi keyakinan orang Yahudi sebelum merobohkan Masjidil Aqsa. Sapi ini harus berusia di bawah 2 tahun, harus merah semua. Sapi itu sudah ketemu di tahun 2023 dan harus disembelih di tahun itu, kalau tidak, usianya nanti lebih dari 2 tahun. Makanya, pejuang Gaza terpaksa menyerang pada 7 Oktober demi mencegah hal itu.”
Genosida yang sampai sekarang masih berlangsung, mengapa bisa terjadi? Menurut Ustaz Muhammad Husein, “Kenapa genosida bisa terjadi? Kita umat Islam termasuk yang berkontribusi. Kita menunjukkan ketidakkonsistenan terhadap Palestina. Perhatian umat Islam cuma setahun sekali, padahal warga Gaza diblokade setiap hari.”
Selain itu, ditambahkan beliau, “Orang Gaza merasa berjuang sendiri, padahal ini adalah tanah umat Islam. Ketika ada penyerangan sebelumnya, umat Islam menangis, tetapi cuma sementara. Itu tanda umat Islam tidak konsisten.”
Mengkritik Donasi untuk Palestina
Hal yang cukup mengagetkan bagi peserta yang hadir adalah Ustaz Muhammad Husein mengkritik tentang donasi untuk Palestina ini. Kata beliau, “Hubungan kita sekarang seperti donatur dan mereka adalah penerima manfaat.”
Lebih jauh, diungkapkan beliau, “Saya diundang kajian, tetapi harus dengan SOP. Pihak pengundang kajian silakan bikin spanduk yang besar, tetapi jangan tuliskan donasi terbaik. Karena itulah yang merusak umat Islam. Takut kalau kajian money oriented, akhirnya berpikir, kewajiban saya sudah gugur. Ini kewajiban perjuangan seumur hidup. Selama Palestina masih terjajah, selama itu kita wajib berjuang.”
Masih tentang donasi untuk Palestina, ujar beliau, “Efek buruk selanjutnya melahirkan generasi pragmatis dan tidak mau repot. Donasi tidak akan menyelesaikan konflik Palestina. Ada daerah yang dibangun oleh Arab Saudi, Qatar, dan Jepang dan penuh dengan donasi. Apakah cukup warga Gaza dengan bantuan makanan? Tidak cukup. Butuhnya bantuan militer.”
Ustaz Muhammad Husein memberikan perumpamaan, “Contoh anak kecil yang terjatuh di sumur, apakah kita berikan makanan dan minuman di situ? Kan tidak. Butuhnya tali dan tangga agar bisa keluar.”
Bantuan yang lebih dibutuhkan Palestina lainnya, kata beliau adalah berupa media maupun film.
Pesan Ismail Haniyah
Tokoh pemimpin Palestina yang Insya Allah telah syahid, Ismail Haniyah rahimahullah, dikutip perkataannya oleh Ustaz Muhammad Husein, “Palestina itu bukan masalah perebutan wilayah atau lahan, ini adalah masalah eksistensi.”
Hal yang lebih mencengangkan lagi, ujar Ustaz Husein, “Israel itu bukan sebuah negara, tetapi proyek kolonial barat. Saat para tokoh kafir berkuasa, maka dibentuklah suatu entitas di pusat kekuatan umat Islam, yaitu: Palestina atau Baitul Maqdis.”
Apa yang terjadi jika Israel sampai jatuh? Disebutkan oleh Ustaz Muhammad Husein, “Kalau Israel sampai jatuh, maka negara-negara barat juga akan jatuh. Makanya itu, negara-negara barat membantu terus Israel.”
“Pesan Ismail Haniyah selanjutnya adalah berkorbanlah sebagaimana kami berkorban. Keberhasilan penjajah adalah kalian tidak merasa terjajah, bukan karena memberangus manusia,” lanjut Ustaz Husein.
Sesi Diskusi Atau PertanyaanÂ
Ada yang bertanya, bagaimana jika tidak mau menyerang Israel, khawatir diserang balik? Ustaz Muhammad Husein menjawab, “Jadi merasa tidak mau kirim senjata karena tidak mau diserang balik, justru itu yang tidak sesuai perjuangan ini, menandakan kita tidak satu tubuh. Ini adalah pemikiran yang rapuh.”
Pertanyaan lainnya, tentang Hamas yang dituduh Syiah dan mengapa umat Islam sulit bersatu? Jawaban untuk pertanyaan ini, “Di manapun, orang yang menudih itu yang harus membuktikan. Pentingnya umat Islam ini untuk cerdas. Bukti harus kuat. Ini sesuai dengan hukum syariah dan barat. Hamas itu adalah gerakan Islam yang bermazhab Syafi’i. Imam Syafi’i lahir di mana? Imam Syafi’i lahir di Gaza.”
Lalu tentang alasan umat Islam sulit bersatu, dikatakan oleh beliau, “Orang barat itu mempelajari umat Islam, ternyata kekuatann umat Islam ini ada pada persatuan. Salah satu cara memecah umat Islam adalah dengan memecah menjadi negara-negara. Sudah dipecah menjadi negara, dipecah lagi.”
Bagaimana cara menyatukan umat Islam? Ustaz Husein memberikan solusinya, “Hal yang bisa menyatukan umat Islam adalah dengan narasi tentang Palestina, narasi tentang Baitul Maqdis.”
Pentingnya Peran Jurnalistik, Triangle of Boycott, dan Tips Berdonasi
Ustaz yang berprofesi sebagai jurnalis dan kontributor lepas, serta pernah tinggal di Gaza pada tanggal 5 Januari 2011 ini, menyebutkan peran jurnalistik.
“Kita sering meremehkan peran jurnalistik. Padahal wartawan pertama di dunia, Anda tahu? Dia adalah Nabi Adam. Menyampaikan pesan dari Allah kepada manusia,” ujarnya.
Tentang boikot, ustaz yang juga seorang YouTuber ini mengatakan, “Ide melaksanakan fatwa MUI adalah dengan tiap hari membawa spanduk tentang Palestina di usaha-usaha milik Yahudi. Buat boikot segitiga atau triangle of boycott. Kita menyerang konsumen, para pegawai usaha milik Yahudi resign fi sabilillah, dan para pengusaha muslim melakukan recruitment fi sabilillah. Jadi, ini sebagai solusi agar gerakan boikot tidak dimusuhi.”
Tentang donasi, terutama donasi untuk Palestina, tips dari beliau, “Jangan berdonasi lewat personal! Harus lihat lembaganya apakah ada legalitasnya? Cek track record-nya. Lakukan observasi dan investigasi.”
Mengutip perkataan dari guru Ustaz Muhammad Husein, yaitu: Ustadz Bachtiar Nasir, “Jangan berani mengelola dana wakaf jika belum mewakafkan diri untuk Allah. Dan, jangan berani mengelola dana sosial, jika masih berpikir kapitalis. Luar biasa bukan guru kita kalau berbicara?”
Tentang syubhat yang menyebutkan untuk apa membantu Palestina yang jauh, masih banyak orang miskin di Indonesia., ternyata bisa dibantah oleh Ustaz Husein, “Kita sudah bantu mengentaskan kemiskinan dengan cara membayar pajak. Kalau misalnya di Sulawesi kena musibah, maka orang Jawa akan berpikir untuk apa menolong jauh-jauh? Ini adalah pemikiran yang rapuh dan egois.”
Kegiatan ini diakhiri menjelang pukul 23.00 WITA oleh moderator dan MC. Semoga bisa diadakan untuk kesempatan berikutnya.