Kegiatan Semarak Dzulhijjah yang berlangsung pada hari Senin (26/5/2025), masih di Masjid Fastabiqul Khairat, Kelurahan Lampopala, Kecamatan Rumbia, berlanjut bada Isya setelah penyampaian Ustaz Akbar.
Kali ini yang membawakan materi adalah Ustaz Aidil Musakar, pimpinan Pondok Pesantren Al-Wahdah Bombana. Terlebih dahulu, beliau memotivasi hadirin pada kegiatan ini dengan sedang berada di taman surga dan masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah.
Lebih lanjut, beliau mengatakan, “Kita berada di bulan haram. Segala amalan dilipatgandakan di bulan haram, begitu juga dosa dilipatgandakan di bulan haram.”
Apa amalan yang termasuk sangat penting di bulan Dzulqadah atau bulan haram ini? Beliau memberikan penjelasannya, “Amalan pada bulan ini adalah interaksi dengan kitabullah. Al-Qur’an ini merupakan petunjuk hidup bagi manusia. Petunjuk bagi orang yang bertakwa.”
Dua Perkara
Ustaz Aidil mengutip hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang dua perkara yang ditinggalkan untuk manusia, yaitu: Al-Qur’an dan hadits. Tentang Al-Qur’an, kata dai lulusan Sekolah Tinggi Islam Bahasa Arab (STIBA) Makassar ini, “Al-Qur’an bukan pekerjaannya orang pesantren atau yang sering ke masjid.”
Bagi orang yang tidak mau membaca Al-Qur’an, Ustaz Aidil mewanti-wanti, “Apabila jauh dari Al-Qur’an, maka akan dirangkul selain-Nya.”
Tidak Akan Pernah Merugi
“Di dunia ini, setiap perniagaan atau perdagangan bisa untung, bisa juga rugi. Namun, membaca Al-Qur’an, maka semuanya adalah keuntungan,” ujar Ustaz Aidil.
Beliau mengutip dalil dalam Surah Fathir ayat 29:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.
Pahala membaca Al-Qur’an pun tidak main-main. Setiap huruf yang dibaca dikalikan sepuluh kebaikan. “Bayangkan ketika membaca Surah Al-Fatihah atau Al-Baqarah, berapa banyak yang akan kita dapat?” Tanyanya ke hadirin.
Keutamaan membaca Al-Qur’an berikutnya, dijelaskan Ustaz Aidil, mengutip dari hadits berikut:
Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam keluar, sedang kami berada di serambi masjid (Madinah). Lalu beliau bersabda,
« أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ»..
“Siapakah di antara kalian yang senang berangkat pagi pada tiap hari ke Buthhan atau Al-‘Aqiq, lalu kembali dengan membawa dua unta yang besar punuknya, tanpa mengerjakan dosa atau memutus hubungan silaturahim (hubungan dengan sanak keluarga)?” Kami (yang hadir) berkata, “Ya kami senang, wahai Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Apakah seseorang di antara kalian tidak berangkat pagi ke masjid, lalu mempelajari atau membaca dua ayat Al-Qur’an, hal itu lebih baik baginya daripada dua unta. Dan (bila mempelajari atau membaca) tiga (ayat) akan lebih baik daripada memperoleh tiga (unta). Dan (bila mempelajari atau mengajar) empat ayat akan lebih baik baginya daripada memperoleh empat (unta), dan demikian dari seluruh bilangan unta.” (HR. Muslim, no. 803)
Mengapa perumpamaannya adalah unta? Maka, jawabannya diterangkan oleh Ustaz Aidil, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggambarkan unta karena unta adalah harta yang paling mewah dan disukai.”
Motivasi untuk membaca Al-Qur’an tidak hanya bagi yang sudah lancar, tetapi bagi yang belum, juga akan mendapatkan pahala, bahkan dua pahala. Kata beliau lagi, “Yang terbata-bata dapat dua pahala, pahala karena terbata-batanya dan pahala karena sulitnya mengucapkan.”
Terakhir, beliau terus mengobarkan semangat bagi hadirin untuk tidak jauh dari Al-Qur’an. “Al-Qur-an ini akan menolong kita di hari kiamat. Biasanya, interaksi dengan Al-Qur’an di bulan Ramadan, tetapi jangan dibatasi cuma di bulan Ramadan.”
Sumber:
https://tafsirweb.com/7895-surat-fatir-ayat-29.html
Kumpulan Amalan Ringan #32: Keutamaan Membaca Tiga Ayat Lebih Baik dari Tiga Ekor Unta