Melakukan Perayaan Hari Valentine, Merayakan Hari Kasih Sayang atau Hari Kasih Utang?

Pada hari ini, tanggal 14 Februari, biasanya diperingati oleh kaum muda sebagai perayaan hari Valentine yang biasanya disebut hari kasih sayang itu. Namun, rupanya, lebih tepatnya adalah hari kasih utang. Lho, kok bisa?

Setahun yang lalu, tanggal 14 Februari 2024, kita lebih banyak disibukkan dengan melakukan pesta demokrasi, begitu istilahnya dari para penggiat dem0krasi.

Setahun lalu, kita mencoblos surat suara, menjatuhkan pilihan kita kepada para wakil rakyat, presiden, dan wakil presiden. Dan, sekarang, mereka telah terpilih, telah menduduki jabatan seperti yang mereka inginkan. Apakah amanah? Silakan dijawab sendiri, ya!

Mencari Informasi di AI Whatsapp

perayaan-hari-valentine-1

Sekarang mencari informasi, sangatlah mudah, lebih mudah daripada membalikkan telapak tangan. Bahkan, telapak tangannya orang lain bisa juga Anda balikkan, jika masih dirasa kurang.

Google masih tersedia sebagai sumber informasi. Kita bisa buka Google di HP, laptop, maupun perangkat lainnya, misalnya tablet. Kita pakai tablet tidak harus ketika sakit bukan? Kalau tablet yang itu, lain lagi maknanya dengan tablet yang kita omongkan sekarang.

Mencari informasi rupanya tidak hanya melalui Google, tetapi yang lebih dekat dengan kita juga ada. Malah, ini sepertinya akan menggusur keberadaan Google sebagai mesin pencari. Kalau kita mencari informasi di Google, maka akan disajikan beraneka ragam sumber. Akhirnya, kita bisa bingung sendiri.

Memang sih, paling bagus data atau informasinya di halaman pertama Google. Namun, mungkin saja kita tidak puas membuka satu link, kita buka yang lainnya. Waktu kita bisa habis di situ. Apalagi jika jam tangan kita juga habis baterainya. Tambah habis, bis, bis!

Setelah ada AI, apalagi yang terpasang di Whatsapp, kita jadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi. Tinggal kita ketik kalimat perintahnya, maka AI akan mencarikan jawabannya. Bahkan, sebagian orang menjadikannya sebagai tempat curhat.

Kalau curhat pakai AI, memangnya sudah tidak ada orang yang mendengarkan curhatan kita? Bukankah Allah akan selalu mendengar curhatan kita? Apalagi bagi yang masih jomblo, doanya tidak jauh-jauh dari urusan jodoh yang sekarang, entah, nyangkut di mana?

Nah, terus hubungannya dengan hari Valentine apa? Sebentar, saya mencari informasi tentang hari Valentine juga di AI Whatsapp. Hasilnya adalah ternyata hari Valentine memiliki sejarah yang panjang. Tidak bisa diukur panjangnya ini berapa sentimeter, yang jelas sudah sangat lama dan cukup kompleks pula.

Perayaan Hari Valentine yang dikenal sekarang berasal dari perayaan Kristen yang menghormati Santo Valentinus. Dia ini seorang martir Kristen yang hidup pada abad ke-3. Memang ada beberapa kisah tentang Santo Valentinus.

Namun, yang paling terkenal adalah bahwa dia adalah seorang pendeta Roma yang dipenjara karena membela orang Kristen yang ditindas. Selama di penjara, menurut sumber yang ada, dia berhasil menyembuhkan anak perempuan pemenjaranya yang buta dan kemudian dieksekusi pada tanggal 14 Februari.

Dari sejarah lagi, perayaan Hari Valentine mulai berkembang pada abad ke-14 dan ke-15. Pasti kita belum lahir di dua abad tersebut ‘kan? Muncul gagasan cinta-cintaan pada perayaan hari tersebut. Pada abad ke-18, kebiasaan mengirim kartu ucapan dan hadiah kepada kekasih mulai berkembang di Inggris.

Kenyataan kita hari ini, Hari Valentine dirayakan di banyak negara dengan berbagai kebiasaan dan tradisi. Tidak hanya mengirim kartu ucapan, memberikan bunga dan cokelat, tetapi juga melakukan kegiatan romantis lainnya yang notabene ujungnya nanti adalah zina juga.

Cokelat diberikan kepada kaum ABG atau anak-anak muda jaman now. Sudah tahu cokelat bisa bikin jerawat, sudah tahu jerawatnya adalah jerawat batu, masih juga makan cokelat. Mau jerawatnya sebesar batu bata apa?

Dalam perayaan Hari Valentine, bagi orang yang berpikiran bisnis, maka ini adalah ladang besar. Mereka yang mengelola tempat hiburan, membuat acara-acara yang bertemakan Hari Valentine. Menampilkan musik-musik romantis atau sok romantis, mendatangkan artis atau public figure terkenal, membuat suasana yang mengajak kepada zina, dan lain sebagainya.

Tidak hanya nonmuslim yang tertarik dengan Hari Valentine ini, malah banyak sekali pula kaum muslimin yang ikut merayakan. Apalagi bagi yang pacaran. Dalihnya adalah menanyakan tentang bukti cinta. Jika kekasihnya mengaku cinta, maka akan melakukan apa saja untuk membuktikan cinta tersebut. Bukti apalagi kalau bukan urusan zina?

Hari Kasih Utang

perayaan-hari-valentine-2

Perayaan Hari Valentine ditinjau dari segi syariat Islam memang tidak benar. Islam tidak pernah mengajarkan merayakan Hari Valentine. Dalam Islam, cuma ada dua hari raya, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Dan, sepantasnya kita mencukupkannya dengan dua bentuk hari raya tersebut.

Jika ada kaum muslimin yang ikut merayakan Hari Valentine, maka itu sama saja meniru kaum Nasrani. Ada dalil yang melarangnya:

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan bahwa tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.

Selain meniru (tasyabuh) dengan orang kafir, perayaan Hari Valentine yang bisa berujung zina, maksudnya zina yang betul-betul zina. Kata Ustadz Oemar Mita, bahwa zina itu sebenarnya adalah utang.

Ketika ada orang yang melakukan zina, maka bisa jadi dia nanti akan mendapatkan pembalasan pada anak keturunannya. Entah anak keturunannya dizinai orang, atau berbuat zina yang sama, atau bahkan lebih besar lagi. Naudzubillah min dzalik.

Apalagi di Indonesia ini, tidak ada hukum rajam bagi para pelaku zina, kecuali di Aceh. Namun, secara keseluruhan, tidak ada. Yang ada adalah hukum penjara. Itupun mungkin dianggap hukuman yang sangat ringan.

Yang jadi pertanyaan, jika hukum rajam tidak ada, sementara dia masih ada dosa zina, maka pembalasannya adalah di neraka. Naudzubillah min dzalik.

Merayakan hari Valentine, sampai dengan berbuat zina itu pada dasarnya memang maksiat. Dan, kata Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitab Ad Da’ wad Dawa’ hal 123:

Maksiat itu dapat membutakan mata hati, menghilangkan cahaya hati, menghalangi jalan masuknya ilmu dan menghalangi datangnya hidayah.

Maksiat itu memang enak, tetapi sebenarnya, jauh di lubuk hati terdalam, seenak-enaknya maksiat, masih lebih enak kalau ditinggalkan. Ya nggak?

Waallahu ‘alam bisshawab.

Sumber https://rumaysho.com/3076-mengikuti-gaya-orang-kafir-tasyabbuh.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id