Jangan Merasa Menyesal Menjadi Seorang Ibu, Ini Alasannya!

Jangan Merasa Menyesal Menjadi Seorang Ibu, Ini Alasannya!

Pernah dengar atau tahu tentang childfree? Beberapa tahun yang lalu, ada sepasang suami istri yang memilih untuk menjalani childfree tersebut. Rupanya, hal itu menjadi heboh di media sosial.

Tahu sendiri netizen Indonesia, yang berkomentar asal ceplas-ceplos. Bagi mereka, jempol bisa lebih kejam daripada mulut. Memang, mulut mereka diam, tetapi ibu jarinya aktif bergerak, menyerang orang lain lewat media sosial yang memang gratis itu, kecuali bayar paket datanya.

Tidak Sesuai Tujuan Pernikahan

pusat-dakwah-muslimah-4

Ustaz Dr. Khalid Basalamah pernah mengatakan yang kira-kira begini, bahwa dalam pernikahan itu segala sesuatu yang di luarnya haram, menjadi halal. Misalnya, punya anak. Kalau yang bukan pasangan suami istri, maka mereka akan malu punya anak. Tidak hanya mereka, tetapi juga keluarga besarnya. Nama baik keluarga menjadi tercoreng.

Tidak jarang pula, dari kelahiran bayi di luar pernikahan itu menimbulkan dosa atau masalah berikutnya, yaitu: aborsi. Anak yang suci secara fitrah harus dilenyapkan nyawanya oleh orang yang telah berkontribusi dalam proses pembuatannya!

Beda dengan pernikahan. Laki-laki dan perempuan yang sudah menikah, lalu mereka mempunyai anak, maka mereka tidak akan malu. Ngapain malu? Malah ditunjukkan dengan bangga, itu anak saya, itu anak kedua saya, dan lain sebagainya. Mungkin juga, saking senangnya ditunjukkan di media sosial, yang sebenarnya justru bisa mengundang ain bagi yang melihatnya.

Orang menikah memang salah satu tujuannya adalah memiliki anak. Kehadiran anak menjadi harapan bagi begitu banyak suami istri. Alangkah sepinya rumah, alangkah terlalu rapinya rumah, jika tidak ada anak-anak kecil yang bermain. Dan, telinga suami maupun istri yang sudah menikah akan sangat senang ketika dipanggil “abi”, “umi”, “ayah”, “ibu”, “bapak”, “bunda”, dan lain sebagainya.

Memang, tidak semua suami istri dikaruniai anak. Sebab, kehadiran anak itu juga bagian dari takdir Allah. Ada yang sudah berusaha belasan, hingga puluhan tahun, tetap juga belum dikaruniai buah hati. Yang penting, masih tetap berusaha dan berdoa kepada Allah, agar bisa segera dikaruniai anak.

Ketika Sudah Ada Anak

pusat-dakwah-muslimah-5

Harapan memang indah saat sudah ada anak, akan tetapi ketika mempunyai anak tidak selalu sesuai harapan sebelumnya. Apalagi jika suami istri, terutama sang ibu tidak mempunyai sifat sabar yang luar biasa luas, maka yang ada adalah masalah, masalah, dan masalah.

Misalnya, ketika tengah malam. Sang ibu sedang lelah-lelahnya, anaknya terbangun. Memang, seharusnya seorang ibu sadar dengan posisinya yang sudah mempunyai anak, apalagi anaknya masih bayi. Namun, suara bayi yang meraung-raung di tengah malam, membuat pikirannya jadi kacau. Dia pun marah kepada bayinya sendiri.

Ditambah dengan suaminya yang cuek, tidak mau peduli dengan urusan anak ini. Bagi si suami, urusan anak dibebankan sepenuhnya, tanggung jawabnya, kepada istrinya. Sementara dia, cuma bertanggung jawab dalam mencari nafkah. Mendapatkan uang dari luar rumah.

Padahal, bisa jadi, kerja suami tidak lebih berat dibandingkan istrinya yang mengurus anak dan segala sesuatu di dalam rumah. Hampir tidak ada istirahatnya. Bagi seorang ibu rumah tangga, dia mulai kerja sejak sebelum terbit matahari dan setelah terbenam mata suami! Hampir full 24 jam, bahkan kalau sehari sampai 28 jam sekalipun, dia juga akan bekerja sebanyak itu.

Mengeluh dan Mengomel

Beratnya tanggung jawab dan waktu yang diberikan seorang ibu kepada anak-anaknya membuat emosinya bisa jadi tidak stabil. Dia butuh teman curhat, akan tetapi, ketika sudah berumah tangga, maka lingkaran pertemanannya akan sangat berbeda ketika dia masih gadis.

Mungkin ketika masih gadis, dia bebas kemana saja, bebas jalan-jalan dengan teman-teman atau sahabat karibnya. Akan tetapi, ketika sudah bersuami, maka biasanya lebih banyak di rumah. Kalau mau keluar, harus izin suami. Teman-temannya pun mengerti bahwa dia kini sudah punya suami, sudah jadi milik orang, maka tidak lagi bebas seperti dahulu.

Nah, saat sedang capek, lelah, pusing, dan suntuk menghadapi anak-anak, maka teman ceritanya adalah suaminya sendiri. Si istri mungkin akan mengomel sana-sini, cerita seharian bersama anak, sambil marah dan mengeluarkan segala kejengkelannya. Dan, suami memang harus siap jadi tempat sampah bagi segala curhatan istri. Suami harus rela memasang kupingnya mendengarkan segala ocehan istri.

Namun, yang Ini…

pusat-dakwah-muslimah-6

Seorang ibu mungkin selalu mengeluh kepada suaminya tentang anak-anak yang dianggap nakal. Seorang ibu mungkin selalu stres menghadapi tingkah polah anak yang sangat menguras emosi hingga titik yang paling dalam. Seorang ibu bisa jadi sudah sangat lelah, tetapi terus saja dibikin lebih lelah lagi oleh aktifnya anak-anak yang tidak mengenal lelah bagi mereka.

Bahkan, saat sedang di titik kritis itu, seorang ibu bisa saja berdoa keburukan untuk anaknya. Anak-anak yang susah diatur, dikasih tahu tidak mau tahu, diberi nasihat tidak mau mendengar, dalam persepsi si ibu, anaknya ini sudah terhitung nakal kuadrat. Susah sekali dijaga.

Seorang konten kreator di TikTok pernah mengatakan bahwa janganlah lelah menjadi seorang ibu. Meskipun memang sudah lelah, tetapi jangan pernah merasa lelah. Kenapa begitu? Mengapa demikian? Sebab, barangkali, bisa jadi, mungkin saja, dari anak-anak yang dikatakan nakal itu, justru nantinya yang akan paling banyak berdoa untuk ibunya. Justru yang paling banyak meminta ampunan untuk ibunya kepada Allah.

Memang, sekarang dikatakan nakal, tidak patuh, bahkan mungkin dalam persepsinya si ibu, ini anak akan jadi anak durhaka, Subhanallah. Namun, yang cukup berat memang terus berprasangka positif kepada Allah. Anak ini memang tidak dalam kondisi yang menyenangkan sekarang, tetapi nanti, sangat mudah bagi Allah untuk membalikkan keadaan.

Seperti sebuah kisah, yang saya lupa darimana asalnya, doa seorang ibu terus-menerus kepada anaknya agar jadi sholeh. Anaknya tersebut nakal luar biasa, sering berbuat jahat, dan sebagainya. Ketika si ibu masih hidup, tidak berhenti berdoa, ternyata, belum juga dikabulkan. Anak itu masih belum berubah.

Barulah ketika si ibu meninggal dunia, si anak jadi sadar. Dia menyadari segala kesalahannya. Dia pun bertaubat kepada Allah. Dia pun menjadi orang yang baik, anak yang baik untuk ibunya. Dan, setelah itu, si anak menjadi amal jariyah bagi ibunya. Doa ibunya berhasil. Doa ibunya diijabah Allah. Meskipun ibunya tidak lagi menyaksikan perubahan perangai anaknya, tetapi dalam kuburnya, doa anaknya terus mengalir untuknya.

Dan, Kenapa Juga Harus Menyesal?

Pengorbanan seorang ibu tidak hanya untuk keluarganya, tidak hanya untuk keluarganya, tetapi juga untuk agamanya, untuk agama yang dia cintai. Salah satunya pengorbanan dalam dakwah untuk mengajak manusia menyembah Allah, memurnikan tauhid kepada-Nya, dan meneladani kehidupan Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wasallam. Sebagaimana disebutkan dalam dua dalil tentang perempuan yang berdakwah:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar” (QS. At Taubah: 71).

Kemudian, Allah Ta’ala juga berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ

“Siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak orang lain kepada Allah?” (QS. Fushilat: 33).

Meskipun perempuan juga berdakwah, tetapi tentu berbeda dengan laki-laki. Perempuan sesuai dengan kadarnya. Disebutkan dalam Al-Qur’an:

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Bertakwalah sesuai dengan kemampuanmu” (QS. At Taghabun: 16).

Nah, ketika perempuan, baik itu ibu-ibu maupun calon ibu alias masih gadis, maka itu suatu hal yang luar biasa. Menjadi luar biasa karena masih banyak perempuan yang hanya mementingkan penampilan, selalu membahas skincare, menjadi tas-tas bermerek terkenal, shoping sana-sini tidak jelas, tiap hari hanya menggosip, ngomongin orang, ngomongin artis, dan perbuatan duniawi lainnya. Perempuan yang berdakwah menjadi suatu mutiara di tengah gersangnya umat ini dengan Islam.

Namun, perjuangan dakwah itu tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana. Dakwah tidak cuma mengandalkan mulut, tetapi juga kesiapan fisik, terutama dari segi dana dan fasilitas. Dakwah muslimah akan lebih terarah dan fokus mengelola umat, apabila ada suatu tempat yang menampung segala potensi dakwah, dari berbagai latar belakang keilmuan serta pengalaman.

Dakwah muslimah juga akan lebih bergerak secara masif, terstruktur, dan sistematis apabila berada dalam suatu lembaga yang solid, legal, dan diakui oleh masyarakat. Untuk itulah, dakwah muslimah di Kabupaten Bombana ini Insya Allah lebih bernilai lagi apabila ada suatu fasilitas tempat yang memang sangat dibutuhkan dalam mengoordinir aktivis dakwah beserta tugas, fungsi, serta amanahnya masing-masing.

Kehadiran suatu Pusat Dakwah Muslimah memang sangatlah penting, bagi muslimah yang tergabung dalam Muslimah Wahdah Bombana. Pusat Dakwah Muslimah atau yang bisa disingkat dengan PDM, akan menjadikan para muslimah lebih bisa mempersiapkan diri dalam berdakwah, entah itu berbentuk ceramah, taklim, tarbiyah, maupun model-model dakwah lainnya.

Apakah selama ini dakwah mereka belum bisa fokus? Oh, tentu saja, mereka sudah aktif berkecimpung dalam dakwah, tetapi akan lebih baik lagi, akan lebih mumpuni lagi, Insya Allah, dengan dibangunnya Pusat Dakwah Muslimah.

Lokasi yang dipilih pun tidak jauh dari markas Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana, di kompleks Masjid An-Nur, sekaligus kompleks Pondok Pesantren Al-Wahdah Bombana putri. Lokasi yang masih strategis, masih berada di pusat ibukota, dan sangat mudah terjangkau oleh penduduk lokal. Berikut adalah progres pembangunannya:

pusat-dakwah-muslimah-3 pusat-dakwah-muslimah-2 pusat-dakwah-muslimah-1

Masih belum berbentuk bangunan secara utuh, tetapi masih dalam progres pembangunan yang semoga terus maju dan sampai betul-betul selesai. Kalau tadi disebutkan, jangan merasa menyesal menjadi seorang ibu, maka kesempatan terbaik memang di bulan ini, bulan suci Ramadan, yang tinggal beberapa hari saja ini. Kesempatan yang sangat besar untuk mengolah rasa cinta kepada sesama muslimah dan membantu perjuangan dalam dakwah muslimah ini.

Bagaimana caranya? Sangat mudah untuk meraih keutamaan meraih pahala dari jalan dakwah muslimah ini dengan membantu pembangunan Pusat Dakwah Muslimah seperti yang tertera di bawah ini:

pusat-dakwah-muslimah

Dan, yang dikhawatirkan nanti, justru seorang ibu atau calon ibu menyesal karena kesempatan yang ada tidak dimanfaatkan, apalagi biasanya kaum ibu itu rasa senasib dan sepenanggungannya tinggi. Kapan lagi ada kesempatan terbaik, selain bulan suci Ramadan? Mari, kita donasikan sebagian rezeki yang diberikan Allah untuk membantu pembangunan Pusat Dakwah Muslimah dari Muslimah Wahdah Bombana.

Sumber: https://muslim.or.id/40688-peran-wanita-dalam-dakwah.html
Copyright © 2025 muslim.or.id

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media dan Komunikasi (Medikom) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id