Tabligh Akbar Menyambut Ramadhan Bersama Ustadz Saiful Yusuf, Perdana di Poleang

Tabligh Akbar Menyambut Ramadhan Bersama Ustadz Saiful Yusuf, Perdana di Poleang

Kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) XIII Wahdah Islamiyah Bombana telah selesai dilaksanakan pada Sabtu (15/2/2025). Acara selanjutnya yang lebih besar gaungnya adalah tabligh akbar menyambut Ramadhan. Kali ini mengambil tema Meraih Kemuliaan Ramadhan bersama Ustadz Syaiful Yusuf, Lc, MA.

Masih menempati lokasi yang sama di Masjid PTQ Wihdatul Ummah di Kecamatan Poleang, lebih tepatnya di Desa Pallimae. Kegiatan ini berlangsung pada hari Ahad (16/2/2025), dimulai sekitar pukul 09.00 WITA. Sebelum acara inti berlangsung, diberikan kesempatan tampilnya anak-anak dari sekolah Wahdah Islamiyah (WI) Bombana untuk bernasyid.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-13

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-12

Dalam sesi sambutan, dimulai dari Ustadz Basran sebagai Ketua Panitia Mukerda XIII tahun ini. Beliau menyebutkan bahwa kegiatan Mukerda memang menjadi bentuk evaluasi dari kegiatan yang sudah berjalan.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-14

Masih dalam sambutannya, beliau juga menyebutkan tempat kegiatan yang awalnya adalah Masjid Raya Poleang. Namun, karena satu dan lain hal dengan pengurus masjid yang bersangkutan, maka kegiatan tidak bisa dilaksanakan di masjid terbesar di Kecamatan Poleang tersebut.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-15

“Ya, kita tetap berprasangka baik saja,” ujar Ustadz Basran di atas podium. Tidak lupa, ustadz yang termasuk senior di Dewan Pengurus Daerah (DPD) WI Bombana ini memberikan apresiasi kepada semua panitia, “Kalian semua hebat! Kalian semua luar biasa!”

Sama dengan Ormas Lain

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-11

Selanjutnya giliran yang memberikan sambutan adalah Ketua DPD WI Bombana, Ustadz Akbar Jabba, S.Pd.I. Tentang ormas Wahdah Islamiyah, beliau mengatakan bahwa ormas ini sama dengan Muhammadiyah dan NU, tetapi mungkin penampilan sedikit berbeda.

“Sampai saat ini sudah sekitar 250 daerah Wahdah Islamiyah di Indonesia,” ujar dai lulusan Sekolah Tinggi Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar ini.

Ustadz Munawwir Akbar, selaku pendamping Mukerda XIII dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sulawesi Tenggara (Sultra), ikut diberikan kesempatan memberikan sambutan.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-9

“Bulan Syaban ini adalah untuk menanam sebelum Ramadhan nanti. Adapun kegiatan yang orientasinya ilmu, maka harus kita tampakkan. Momen seperti ini paling hanya sekali setahun,” kata ustadz yang berdomisili di Kendari ini.

Wakil Pemerintah

Tidak hanya dari kalangan WI saja, sambutan juga diberikan kepada pemerintah daerah. Camat Poleang yang sedianya hadir, diwakili oleh Sekretaris Camat Poleang, Muhammad Anwar Yahya, S.Pd, M.A.P.

“Selamat atas terlaksananya Mukerda Wahdah Islamiyah, semoga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,” harapan Muhammad Anwar Yahya.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-8

Beliau baru mengetahui terjadinya miskomunikasi tempat kegiatan. Beliau pun memberikan komentar, “Pada dasarnya pemerintah kecamatan tidak membedakan institusi pendidikan. Masjid itu seharusnya bukan milik pribadi. Kecamatan Poleang ini termasuk kompleks. Ada SD, SMP, SMA, pesantren, dan Aliyah.”

Muhammad Anwar Yahya masih tetap memberikan apresiasi kepada WI. “Wahdah Islamiyah menjadi organisasi besar di Indonesia ini termasuk prestasi yang luar biasa.”

Momen selanjutnya dalam kegiatan ini adalah penyerahan cenderamata dari Ketua DPD WI Bombana kepada Sekretaris Camat Poleang. Disambung dengan sesi foto bersama para pihak yang terlibat dalam kegiatan akbar ini.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-6

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-5

Mencari Keberkahan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Namun, tahukah Anda arti dari keberkahan itu? Ustadz Syaiful pada bagian awal pemaparan tausyiahnya mengatakan, “Keberkahan itu artinya kebaikan yang terus-menerus ada dan tidak akan pernah berkurang.”

Ada beberapa keberkahan Ramadhan. Pertama, diwajibkannya berpuasa. “Tidak ada bulan lain yang diwajibkan berpuasa, biar hanya satu hari. Pada bulan lain ada puasa sunnah, tetapi ketika dikumpulkan, tidak bisa menyaingi puasa wajib.” Ujar beliau yang menduduki posisi Komisi Fatwa MUI Sulawesi Tenggara sampai sekarang ini.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-2

Keberkahan kedua adalah dibukanya pintu-pintu surga. Semuanya dibuka, tidak hanya pintu puasa. Masih berkaitan dengan keberkahan kedua, untuk keberkahan yang ketiga ini adalah ditutupnya semua pintu neraka.

“Pintu surga itu lebih banyak daripada pintu neraka, itu adalah tanda rahmat dari Allah,” masih kata Ustadz Syaiful. “Kalau pintu surga lebih banyak seperti itu, kok orang malah banyak ingin masuk neraka, ya?”

Pada bulan Ramadhan, tiap malamnya ada penyeru yang memperingatkan manusia untuk berhenti bermaksiat satu bulan saja.

“Jika satu bulan bisa berhenti maksiat, maka Insya Allah bisa berhenti maksiat selamanya.” ujar beliau.

Ustadz yang sering mengisi kajian online maupun offline ini menceritakan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang seorang pelacur yang memberi minum anjing. Kok bisa masuk surga?

“Para ulama mencari, rupanya setelah memberi minum anjing, lantaran kasih sayangnya pelacur itu kepada seekor anjing, maka Allah mencabut rasa ingin berzina pada wanita itu, lalu dia jadi wanita sholihah.” begitu kata beliau.

Pada bulan Ramadhan, setan diikat. Tinggal hawa nafsu. “Kalau tinggal 50% godaannya karena setan sudah diikat, masa masih kalah juga?” Ustadz Syaiful tersenyum lebar kepada hadirin.

Malam Lailatul Qadr

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-ustadz-syaiful-yusuf

 

Keberkahan berikutnya adalah adanya malam Lailatul Qadr. Ini khusus di bulan Ramadhan dan tidak ada di bulan lainnya. Ketika mungkin merasa malas atau kendor semangat beribadah di bulan Ramadhan, maka pada sepuluh hari terakhir, disemangati lagi dengan malam Lailatul Qadr ini.

“Justru di sepuluh malam terakhir, diperkuat lagi keutamaannya karena ada mutiara Ramadhan di situ,” kata Ustadz Syaiful. Mutiara apalagi selain malam Lailatul Qadr?

Lalu, bagaimana cara menjaga puasa Ramadhan? Ustadz Syaiful memberikan tips, pertama adalah menjaga keikhlasan. Selanjutnya adalah berusaha bersungguh-sungguh untuk beramal.

“Sangat rugi jika kita tidak banyak beramal. Rasa malas harus dilawan. Dua ibadah yang harus diperbanyak adalah bersedekah dan membaca Al-Qur’an. Ramadhan adalah musim ibadah, maka ibadah yang harus diperbanyak. Sama dengan musim durian, buah durian yang lebih banyak,” perumpamaan dari Ustadz Syaiful.

Untuk urusan dipaksa dalam beribadah ini, beliau mencontohkan seperti bayi. “Waktu bayi sudah tidak menyusui setelah dua tahun. Awalnya bayi tersebut marah dan meronta-ronta. Namun, dibiarkan saja oleh orang tuanya. Bayi itu jika telah terbiasa meninggalkan ASI, dia tidak akan mau lagi minum ASI jika diberikan padanya.”

Tips yang ketiga untuk menjaga bulan suci Ramadhan, setelah ikhlas dan bersungguh-sungguh adalah dengan pengendalian diri. “Puasa itu pahalanya tidak terbatas karena intinya adalah kesabaran. Berbagai bentuk kesabaran ada di bulan puasa.” Masih ujar Ustadz Syaiful. Dan, tips yang keempat adalah meninggalkan segala bentuk kemungkaran.

Sesi Diskusi atau Tanya Jawab

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-3

Pembahasan tentang Ramadhan memang bisa menimbulkan segudang pertanyaan. Meskipun mungkin pertanyaan tersebut terus berulang tiap tahun, tetapi hal itu tidak masalah dan bisa menyegarkan kembali ilmu yang telah didapatkan. Pada tabligh akbar ini, moderator juga membuka sesi tanya jawab kepada hadirin, laki-laki (ikhwan) maupun perempuan (akhwat).

Pertanyaan pertama datang dari kelompok laki-laki, tentang orang yang berpuasa, tetapi tidak sholat. Selanjutnya tentang orang yang berutang puasa, tetapi tidak dibayar, hingga dia meninggal dunia. Ada pula pertanyaan tentang baca-baca ketika Ramadhan, bagaimana hukumnya? Bagaimana dengan utang puasa yang sudah terlupa jumlah harinya?

Ustadz Syaiful Yusuf menjawab secara berurutan. Untuk orang yang berpuasa, tetapi tidak sholat, ada beberapa pendapat madzhab. Ada yang dianggap kafir orang tersebut karena meninggalkan sholat itu sudah keluar dari Islam, ada pendapat yang menyatakan bahwa orang tersebut harus dipenjara sampai dia mau sholat. Namun, pendapat kebanyakan ulama, orang tersebut tetap sah puasanya, tetapi berdosa besar karena meninggalkan sholat.

Adapun tentang orang yang berutang puasa, tetapi tidak segera dibayar, maka dilihat dulu alasannya. Apakah dia karena memang sakit? Jika sakit yang berat tentu belum bisa membayar utang puasa. Akan tetapi, jika dia sengaja tidak membayar utang puasa, lalu meninggal dunia, maka dia membawa dosa yang dibawa setelah kematiannya.

“Baca-baca ketika Ramadhan, itu dilihat dulu apa yang dibaca? Jika sampai mengandung kesyirikan, maka itu bisa menggugurkan amal,” demikian penjelasan Ustadz Syaiful Yusuf.

Tentang utang puasa yang terlupa, beliau menjawab, “Diperkirakan saja hitungannya, jumlah harinya.”

Masih di sesi diskusi atau tanya jawab, ada yang bertanya tentang suntikan vitamin, apakah bisa membatalkan puasa? Lalu, tentang anak-anak kecil yang diajak ke masjid, bagaimana menyikapinya? Dan, satu lagi pertanyaan yang cukup mengundang perhatian, terutama di kalangan laki-laki atau bapak-bapak yang hadir waktu tabligh akbar.

tabligh-akbar-menyambut-ramadhan-4

Pertanyaan ini berupa keresahan emak-emak tentang suaminya atau bapaknya anak-anak yang ketika di rumah tidak mau membantu istrinya. Kerjaannya di rumah cuma main HP, bahkan saking seringnya main HP, istrinya tidak sering diajak bicara. Hadirin, terutama yang laki-laki tertawa ringan dan tersenyum, entah apakah mereka merasa di rumahnya seperti itu atau karena pertanyaan tersebut lucu saja?

Sebelum menjawab pertanyaan yang dirasa fenomenal itu, Ustadz Syaiful mengatakan bahwa suntikan vitamin bisa membatalkan puasa karena itu berupa makanan. Sedangkan suntikan anestesi tidak karena dia tidak mengandung makanan atau minuman melainkan hanya untuk mengurangi rasa sakit.

Mengenai anak-anak kecil yang diajak di masjid, beliau memberikan tips agar mengondisikan anak-anak saat sholat di samping orang tuanya. Jadi, tidak dibiarkan begitu saja berkumpul bersama anak-anak lain.

Selanjutnya, ini jawaban yang ditunggu-tunggu, dengan tersenyum, Ustadz Syaiful menjawab, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika di rumah membantu istrinya. Jika kita tidak mau begitu karena sibuk, siapa di sini yang lebih sibuk daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?”

Beliau juga memberikan gambaran, kalau sekarang bapak-bapak bisa sibuk dengan HP, sementara zaman dahulu, para ulama bisa sibuk dengan buku-buku. Para istri ulama bisa cemburu karena suaminya sibuk dengan buku.

Tabligh akbar menyambut Ramadhan dengan tema Meraih Kemuliaan Ramadhan ini berakhir beberapa saat sebelum adzan Dzuhur berkumandang. Moderator mengakhiri sesi diskusi, selanjutnya MC juga mengakhiri seluruh rangkaian acara. Kepada hadirin yang sudah menyempatkan waktunya untuk hadir, diucapkan terima kasih.

1 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 wahdahbombana.or.id