Hari Ahad biasanya menjadi hari libur bagi banyak keluarga. Hari yang dinanti-nantikan untuk melepaskan penat setelah sepekan bekerja. Namun, tidak bagi para pejuang, utamanya para pembela Palestina. Justru di hari Ahad, Pekan Edukasi Palestina Memanggil masih berlangsung.
Pada Ahad (20/4/2025) dimulai jam 20.00 WITA, Pekan Edukasi Palestina Memanggil ini menghadirkan Ustaz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc, M.H.I (Ketua Dewan Syuro Wahdah Islamiyah).
Sebelum inti materi, tentu saja dibuka oleh moderator. Dan, seperti pada kegiatan sebelumnya, para peserta hadir dan mengikuti melalui Zoom Meeting. Ustaz Ikhwan mengatakan bahwa kegiatan ini memang sebagai bentuk keprihatinan terhadap Palestina.
“Allah memilih negeri ini para mujahidin dan sekaligus para syuhada,” ujar beliau.
Tentang keberpihakan, Ustaz Ikhwan mempertanyakan kepada hadirin dan seluruh kaum muslimin, “Di sini tidak ada yang netral, tapi harus mengambil bagian. Jika Anda tidak berpihak, maka Anda berpihak kepada musuh!”
Ustaz Ikhwan terus mempertanyakan kepada setiap diri, “Apakah pantas menyandang status sebagai seorang muslim, ketika saudara kita dibantai, dibakar hidup-hidup? Kita diuji dengan peristiwa ini. Kalau mereka minta pertolongan, maka tolonglah.”
Mengulik Sejarah
Agar lebih bisa membandingkan keadaan, Ustaz Ikhwan mengambil kisah sejarah. “Seorang khalifah dari Bani Abbas yang bernama Al-Mutashim. Ada seorang muslimah yang dilecehkan di Armenia, sekarang di Rusia. Perkataan muslimah itu sangat terkenal, ‘Wahai Mutashim, di mana Engkau?’ Maka khalifah mengirimkan pasukan yang sangat besar untuk membela muslimah tersebut. Sekarang bagaimana dengan di Palestina yang muslimahnya tidak sekadar dilecehkan?”
Motivasi dari beliau dinyatakan dengan terang-terangan, “Jangan pernah berhenti untuk Gaza! Dewan Syariah Wahdah Islamiyah menyuarakan untuk Qunut Nazilah terus. Kalau perlu jual aset kita. Anggap ini sebagai persiapan jihad. Insya Allah kita masih bisa makan. Suarakan terus tentang Palestina! Jika memungkinkan, kita pergi kesana. Siapkan dirimu, jaga kesehatan dan fisik kita!”
Apakah Gaza yang membutuhkan kita? Ternyata, Ustaz Ikhwan mengatakan dengan gamblang, “Mungkin Gaza tidak butuh dengan kita, tetapi kitalah yang butuh dengan Gaza. Gaza adalah ujian, setiap orang yang beriman pasti akan peduli dengan saudara-saudaranya yang lain.”
Sesi Diskusi
Penyampaian materi yang sebenarnya masih belum terlalu banyak karena keterbatasan waktu, disambung dengan sesi tanya jawab. Ada pertanyaan, bagaimana menyikapi rasa takut bersuara tentang Palestina karena lingkungan sekitar justru tidak mendukung?
Jawaban dari Ustaz Ikhwan, “Rasa takut itu memang wajar. Ini juga yang dialami para nabi dan rasul. Agar tidak takut, maka banyak berdoa kepada Allah. Kita ini hanyalah lembaran-lembaran tak berdaya. Takutkan kita kepada Allah. Suara Palestina ini suara global, bukan lagi tentang iman, tetapi kemanusiaan.”
Pertanyaan kedua atau pertanyaan selanjutnya, masih banyak produk Israel yang dijual di depan Masjid Nabawi, bagaimana menyikapinya? Jawaban dari beliau lagi, “Pertama, jangan membeli. Kedua, jika mereka muslim, semoga diberikan hidayah. Ketiga, menasihati jika sanggup, tidak bisa, maka ingkarilah.”
Pertanyaan berikutnya, bagaimana menyikapi mereka yang justru menuduh Hamas di balik genosida ini? Dan, Ustaz Ikhwan melontarkan tanggapannya, “Nasihati jika bisa. Jika tidak bisa, maka jangan sibukkan dengan mereka. Bisa habis waktu kita.”
Jangan Cuma Jadi Penonton!
Menjelang akhir penyampaian atau sesi dari Ustaz Ikhwan, beliau berujar, “Jangan cuma jadi penonton, tetapi pikirkan apa yang bisa kita bantu untuk saudara-saudara kita di sana? Kata seorang penulis buku, Allah cukup berkata ‘kun’ untuk memenangkan orang beriman. Namun, orang beriman dibuat serasa tidak ada harapan. Tujuannya agar orang beriman benar-benar menyandarkan diri kepada Allah. Jika kita punya kekuatan, maka akan dinisbatkan kepada diri kita.”
Penutup dari Ustaz Ikhwan, “Allah pasti akan memenangkan, apakah kita ini di barisan pejuang atau jadi penonton saja?”