Sejak Kecil Kita Sudah Mengenal AI, Ini Buktinya!

Sejak Kecil Kita Sudah Mengenal AI, Ini Buktinya!

Fenomena penggunaan AI memang sudah merajalela. Itu kalau laki-laki, kalau perempuan namanya meratulela. AI sudah banyak dipakai hampir di semua hal. Dan, siapa sih sekarang yang tidak mengenal AI itu?

Paling terkenal tentang AI ini mungkin adalah Chat GPT. Waktu saya memakainya pertama kali, memang mengagumkan. Kita mengetikkan sesuatu pertanyaan, Chat GPT langsung menjawabnya.

Jawaban dari AI tersebut hanya terhitung beberapa detik. Ini termasuk berpikir cepat, tidak seperti pemikiran sebagian manusia yang mungkin terasa lambat, sampai ada yang memberikan istilah “lola” alias loading lama.

mengenal-ai-1

Mengenal AI seperti Chat GPT ini pun diperluas menjadi pemakaian gambar. Kalau yang ini, tidak cuma Chat GPT, tetapi juga banyak aplikasi AI lainnya. Bahkan, Google mengeluarkan yang lebih canggih, yaitu: Veo 3. Bisa membuat video yang sangat realistis. Terlihat sangat nyata, padahal awalnya dari sebuah prompt.

Mengenai hukumnya AI itu sendiri, ya, bisa disamakan dengan menggambar makhluk hidup bernyawa. Hukumnya haram karena menyamakan dengan ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dalil lengkapnya ada di sini, ya: SILAKAN KLIK. 

AI Menjadi Bagian dari Kehidupan Manusia

mengenal-ai-3

Fenomena AI memang tidak bisa dipungkiri, juga dipungkanan dalam kehidupan manusia sekarang. Sebenarnya, ada ketakutan pada sebagian orang bahwa AI nanti suatu saat akan menggantikan manusia. Dan, itu mungkin ada benarnya.

Banyak pekerjaan sekarang yang dahulunya dilakukan oleh manusia dengan keterampuan khusus, sekarang cukup dengan AI. Desainer grafis bisa hilang fungsinya karena AI.

Begitu pula para kreator konten. Sudah banyak video dari AI untuk promosi produk, meskipun TikTok sudah melarang penggunaan AI dalam dunia bisnis affiliasi mereka.

Memakai AI memang bisa membuat manusia jadi malah berpikir. Ada sebagian dari kalangan media dakwah yang membuat berita mengandalkan AI saja.

Padahal, skill membuat berita itu dahulunya dipunyai oleh manusia. Namun, karena adanya AI, tinggal klak-klik, sudah jadi berita. Meskipun bahasanya, ‘kan formal banget.

Tulisan dari AI itu bisa terdeteksi dengan AI lainnya. Dan, bisa kita lihat dalam tulisan yang dihasilkan oleh AI tersebut. Sentuhan psikologis, menyentuh hati, atau bahkan humor tidak ada sama sekali. Kaku seperti robot. Tidak luwes pula.

Hal yang lebih menggelikan, sekaligus menggelisahkan adalah AI malah dijadikan tempat curhat. Ini bisa dialami oleh para jomblo. Mereka tidak ada teman bicaranya yang spesial, belum laku sampai sekarang, makanya AI dijadikan pelarian.

Curhat tentang cinta, pernikahan, problem anak muda, dan semacamnya. AI memang bisa menjawab, sih. Namun, khawatirnya nanti jadi ketagihan, terus lupa curhat kepada Allah, deh.

Yang terakhir itulah menjadi kekhawatiran. Ketika jawaban atas segala permasalahan muncul seketika, maka doa jadi dirasa tidak penting. Apalagi yang imannya memang lemah. Hampir tidak pernah sholat.

Makanya, ikatan dengan Allah juga sangat lemah. Menumpahkan permasalahan kepada AI, lupa dengan Dzat yang Maha Memberi Solusi.

Lahir dari AI

Semua dari kita memang lahir dari AI. Lho, lho, lho, kok bisa bagito, maksudnya, begitu? Ya, AI ini menjadi jalan bagi kita ada di dunia ini. AI menemani kita terus sampai sekarang selama AI itu sendiri masih ada.

Eits, AI apa yang dimaksud ini? Jelas, AI yang satu ini sudah kita kenal sejak kecil. Sudah mencukupi berbagai kebutuhan kita sejak kecil juga. Mendidik kita dan terus menyayangi kita.

AI yang dimaksud adalah Ayah Ibu. Yap, itulah kepanjangan AI yang dimaksud dalam tulisan ini. Pasti kita sangat mengenal AI yang ini ‘kan?

mengenal-ai-4

Nah, perintah untuk berbakti kepada AI memang banyak sekali. Kita bisa menemukan di Al-Qur’an maupun dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagaimana berikut ini:

‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallaahu ‘Anhu berkata.

سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

“Aku bertanya kepada Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’ Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85), an-Nasa-i (I/292-293), at-Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351, 409, 410, 439).

Begitu juga dengan nasihat-nasihat yang kita dengar dari para asatidzah. Demikian pula dengan buku-buku yang pernah kita baca. Kamu sendiri terakhir baca buku kapan, ya? Atau terakhir beli buku baru? Masih ingat?

Tantangan dalam meluangkan waktu demi AI ini memang bisa terjadi. Ketika kita merasa sangat sibuk dengan urusan dunia, pekerjaan, atau urusan istri dan anak-anak, maka AI akan jadi terlupakan. Terlebih jika terpisah jarak. Menyeberang lautan luas misalnya. Atau tidak setiap saat bisa hadir langsung di depan AI.

mengenal-ai-5

Maka, berbakti kepada AI, tetap menjadi hal yang utama dalam kehidupan kita. Terlebih bagi para jomblo. Wah, jomblo lagi yang disinggung dalam tulisan ini!

Sudahilah curhat sembarangan kepada AI atau dalam hal ini adalah Chat GPT. Saatnya untuk curhat kepada AI dalam wujud manusia. Tentunya, setelah curhat kepada Allah.

Mengutarakan masalah jodoh. Berharap seperti teman-teman lain yang sudah menikah. Namun, sebenarnya pernikahan ini bukanlah ajang perlombaan. Siapa yang duluan, belum tentu berhasil, karena banyak pula yang bercerai. Gagal di tengah jalan. Terputus talinya.

Menikah ini pada intinya bukan berlomba dengan orang lain, melainkan berlomba dengan diri sendiri. Berlomba untuk meningkatkan diri demi mendapatkan jodoh terbaik.

Kalau yang jomblo terbiasa joging atau lari pagi, maka jangan sampai nantinya lari dari kenyataan. Makin jadi penderitaan dan terus mengalami kondisi Belum AI artinya Belum Ada Istri. AI juga bukan?

Bagaimana dengan tanggapanmu sendiri? Sejak mengenal AI, sekarang masih sering pakai AI untuk apa saja? Atau justru dengan menggunakan AI jadi lebih baik lagi dalam berbakti kepada AI? Tulis pendapatmu di kolom komentar di bawah, ya!

Waallahu ‘alam bisshawab. 

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

Sumber Dalil : https://almanhaj.or.id/989-menggapai-ridha-allah-dengan-berbakti-kepada-orang-tua.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *