Pentingnya Niat Agar Ibadah Terasa Makin Lezat

pentingnya-niat-cover

Meskipun cuma empat huruf, tetapi kata yang satu ini memegang peranan yang sangat penting. Hal ini termasuk ibadah hati dan yang paling utama dalam ibadah. Empat huruf itu adalah niat. Apakah pentingnya niat?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Ustaz Akbar, Ketua DPD WI Bombana, telah merinci, mengungkapkan, dan membahas dengan cukup detail dalam sebuah taklim pada Selasa (19/8/2025) yang lalu, bada Maghrib, di Masjid An-Nur, Ponpes Al-Wahdah Bombana Putri. Masih ingat ‘kan alamatnya?

bombana
Pamflet Taklim

Tema “Pentingnya Niat” ini didasari dari kitab yang sangat terkenal, yaitu: Hadits Arbain An-Nawawi oleh Al-Imam Abu Zakaria Muhyiddin An-Nawawi rahimahullah. Beliau adalah ulama yang meninggal di usia yang masih bisa terhitung muda, tetapi hasil karyanya, Masya Allah. Masih bisa dirasakan sampai sekarang.

Hadits yang menjadi inti dalam pembahasan di tulisan ini adalah:

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Cara Menghadirkan Niat

bombana
Suasana Taklim di Masjid An-Nur, Ponpes Al-Wahdah Bombana Putri.

Kalau kita mau menghadirkan orang di rumah, pastilah butuh undangan. Entah itu undangan berbentuk kertas maupun digital. Beda dengan urusan menghadirkan niat sebelum melakukan amalan ini. Pertama, hadirkan rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Selain rasa takut yang dimunculkan, tentu takut yang berujung kepada siksa neraka, juga rasa harap atau roja. Berharap Allah mengampuni, merahmati, dan memasukkan kita ke dalam surga.

Baca Juga: Siapakah Orang yang Sering Diajak Curhat oleh Para Suami?

Masih ada satu lagi, yaitu: rasa cinta kepada Allah. Ini yang dikedepankan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau sholat malam sampai bengkak kakinya karena ingin bersyukur kepada Allah.

Untuk yang terakhir ini, ibadah atas dasar rasa syukur, memang terasa berat, apalagi jika dilakukan setiap saat. Misalnya, kita mendapatkan rezeki tiba-tiba atau ada sesuatu yang baru, maka kita akan bersyukur. Namun, ini tidak terjadi setiap waktu.

Perkara yang kita anggap biasa, misalnya bisa bangun untuk sholat Subuh, kita bersyukur karena Allah yang telah menghidupkan kita dari kematian sementara. Bangun tidur lalu membaca doa, itu juga menandakan kita telah bersyukur kepada Allah.

Mana yang Lebih Didahulukan, Takut atau Harap?

bombana
Suasana Taklim di Masjid An-Nur, Ponpes Al-Wahdah Bombana Putri.

Jika kamu ditanyakan pertanyaan itu, mana yang lebih utama atau yang lebih dahulu, takut atau harap, ya? Ini jawaban menurut sebagian ulama, jika masih muda, kedepankan rasa takut. Sedangkan, jika usia sudah menginjak tua, maka kedepankan rasa harap.

Beda dengan pendapat Imam Al-Ghazali rahimahullah. Beliau berpendapat hadirkan ar-roja yang paling penting. Jika sudah muncul harap, maka akan menghadirkan kesyukuran. Apabila sudah bersyukur, maka akan muncul cinta. Orang yang berharap kepada Allah, maka dia tidak akan pernah merasa putus asa.

Kita melihat pada orang sufi. Tentunya, ini benar-benar kelompok sufi dalam Islam, bukan sufi yang dikatakan oleh seorang ustaz dengan arti: suka film.

Melihat pada orang sufi, mereka hanya berusaha menghadirkan cinta. Harapan tidak, apalagi rasa takut. Anggapan mereka, jika beribadah berharap surga dan takut kepada neraka, maka itu tandanya tidak ikhlas.

Niat ini memang letaknya di dalam hati. Namun, jangan sampai kita menghakimi seseorang itu tidak berniat dengan benar atau bahkan tidak ikhlas. Kita menghukumi seseorang berdasarkan yang tampak saja.

Fungsi dari Pentingnya Niat

bombana
Suasana Taklim di Masjid An-Nur, Ponpes Al-Wahdah Bombana Putri.

Niat atau pentingnya niat itu berguna untuk membedakan ibadah yang satu dengan yang lainnya. Niat ini harus dimunculkan di dalam hati, kata Imam Syafii rahimahullah.

Sedangkan menurut ulama lain, tidak selalu atau tidak harus seperti itu. Misalnya, kita masuk masjid, maka sudah pasti sholat Tahiyatul Masjid. Ketika sudah iqamat, sudah pasti kita akan melaksanakan sholat wajib secara berjamaah.

Baca Juga: Pekan Edukasi Palestina Memanggil, Ustaz Ikhwan Abdul Jalil: Jika Anda Tidak Berpihak, Maka Anda Berpihak Kepada Musuh!

Fungsi lainnya dari niat adalah membedakan ibadah dengan kebiasaan kita sehari-hari. Adat atau kebiasaan kita itu bisa mendatangkan pahala karena niat.

Ambil contoh: makan. Sering makan bukan? Makan ini adalah sesuatu yang mubah. Jika dihidangkan makanan kepada kita, ambil yang terdekat jika menunya sama di piring lain. Akan tetapi, jika menunya berbeda, maka boleh ambil yang agak jauh.

Sebelum makan, kita menghadirkan niat agar setelah makan nanti, fisik kita kuat untuk beribadah, maupun kuat mencari nafkah. Perkara mubah semacam ini yang dianggap sepele bisa mendatangkan pahala. Ini bukan karena makannya, melainkan karena niatnya dan cara makannya.

Selain itu, sebelum tidur, niat juga untuk bisa bangun sholat malam. Sholat ini akan lebih mudah dilakukan ketika kita sedang dilanda banyak masalah daripada ketika tidak ada masalah. Ya ‘kan? Betul atau tidak? Keprok atuh.

Tetap Berprasangka Positif

bombana
Ustaz Akbar Memberikan Materi Taklim Kepada yang Hadir

Ustaz Akbar memberikan pesan atau nasihat kepada hadirin untuk jangan sampai berprasangka buruk kepada Allah, apapun yang terjadi di dunia ini.

Memperbaiki niat memang sangat penting. Contohnya saat sholat. Bila melakukan sholat dan berharap dari sholat tersebut bisa memperbaiki ekonomi kita, maka itu bisa masuk kategori tidak ikhlas.

Jadi, perkara pentingnya niat ini harus diperhatikan oleh kita. Jangan sampai capek-capek beribadah, tidak dapat apa-apa, karena tidak ikhlas atau niatnya tidak benar sedari awal.

Ada pengalaman seputar niat ini atau ada kisah yang ingin disampaikan? Boleh langsung masuk di kolom komentar ya!

Baca Juga: Ta’lim Spesial Tentang ke Mana Kita Melangkah, Bersama Ustaz Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah

Sumber hadits: https://muslim.or.id/21418-hadits-tentang-niat.html

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *