7 Penyebab Perselingkuhan Secara Psikologis

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-cover

Perselingkuhan pastilah melanda orang yang punya pasangan. Tidak mungkin bukan seorang jomblo itu selingkuh? Mau selingkuh dengan siapa? Kucing tetangga?

Kasus perselingkuhan memang sudah sangat banyak terjadi di dunia ini. Kalau disuruh menghitung satu per satu, mau pakai jarinya siapa? Tentu akan sangat repot.

Efek dari perselingkuhan ini memang ngeri-ngeri sedap, eh, tidak sedap sama sekali. Dari masalah perselingkuhan, bisa muncul pembunuhan, bahkan pembunuhan sadis. Dimutilasi misalnya. Memang beda antara mutilasi dan mutasi. Satunya tentang pembunuhan, satunya tentang pelantikan.

Penyebab Perselingkuhan Secara Psikologis

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-1

Saya memang tidak kuliah di Jurusan Psikologi. Kalau di kampus saya dahulu, Fakultas Psikologi biasanya lebih banyak diisi oleh perempuan. Mungkin karena perempuan itu makhluk yang suka curhat atau suka menerima curhatan, makanya masuk Psikologi. Begitukah?

Perselingkuhan ini pastilah ada penyebabnya. Dan, penyebab dalam tulisan ini memang secara psikologis. Susah memang dikaitkan penyebab psikologis perselingkuhan ini karena Rusia menyerang Ukraina. Atau karena daerah kutub sudah banyak mencair.

Lucu juga jika ditanya, kenapa kamu selingkuh? Masa dijawab, “Ya, karena Pluto tidak dimasukkan lagi ke dalam jajaran planet kita!”

Nah, dalam tulisan yang entah berapa huruf ini, ada tujuh penyebab perselingkuhan secara psikologis. Wah, banyak juga, ya! Iya, meskipun tujuh itu termasuk bilangan yang kecil, tetapi dari tujuh ini memang bisa terbilang banyak dan bisa terjadi pada siapa saja.

Ingat, siapa saja bisa kena virus perselingkuhan ini. Sebab, godaan di dunia sekarang sudah luar biasa, apalagi bagi mereka yang biasa di luar. Walah!

Mari kita simak, 7 penyebab perselingkuhan secara psikologis itu. Cekidot!

1. Tidak Puas Secara Seksual

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-2

Meskipun pada awalnya orang menyangkal alasan dia menikah, tetapi dalam hatinya pastilah ada niat untuk memuaskan hasrat seksualnya ke tempat yang halal. Ya, suami kepada istrinya, istrinya kepada suaminya. Ini namanya kalau dalam biologi, simbiosis mutualisme. Masih ingat tidak? Masuk kelas ‘kan pas pelajaran itu?

Namin, eh, namun, memuaskan hasrat seksual ini kadang, atau malah sering, jadi problem tersendiri. Kurangnya waktu, tempat, kesempatan, dan mood bisa menjadi pemicu pemuasannya itu jadi tertunda.

Mood suami juga langsung luntur jika istrinya mengalami bau badan dan keringat yang berlebih. Mungkin baunya bisa melebihi TPA di Bantar Gebang. Kalau sudah begitu, maka tidak ada kata lain, bisa solusinya klik DI SINI! 

Nah, dari pemuasan hasrat seksual yang tertunda, terus ditunda-tunda. Suami pun menjadi marah karena istrinya selalu menolak. Padahal, tidak sedang haid, tidak sedang nifas, dan juga, yang paling penting lagi, tidak sedang meninggal dunia.

Padahal, dalam hadits, disebutkan dengan sangat jelas tentang perkara ini,

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِىءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Subuh.” (HR Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436)

Kalau sudah ada kata “laknat”, para ulama berpendapat bahwa ini termasuk dosa besar. Nah, apakah para istri biasa melakukan yang seperti itu? Maka, siap-siaplah para suami mereka akan menempuh jalur perselingkuhan.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Sering Keluar dari Diri Seorang Laki-laki Dewasa

Sekarang, menjadi laki-laki dilanda banyak godaan dari lawan jenis. Ketika di jalan saja, sudah banyak melihat aurat. Lalu, ketika di rumah, mau dipuaskan kepada istrinya, eh, malah ditolak. Tentu, hal itu membuat kepala laki-laki secara mau pecah.

Sudah sangat bernafsu, tetapi dihalangi. Istrinya mengungkapkan seribu satu alasan. Akhirnya, suaminya jadi marah.

Kalau masih diam, mungkin itu masih lebih baik. Tetapi, bagaimana jika sampai membanting barang-barang? HP, rice cooker, kulkas, lemari, tiang listrik, menara pemancar operator penyedia jaringan internet, tugu daerah, bagaimana? Istri mau tanggung akibatnya?

2. Tidak Puas Secara Emosional

Kalau di poin pertama tadi urusan seksual, sekarang urusan emosional. Sama-sama ada “nal” di belakang. Kok bisa, ya? Ya, nggak tahu, kok tanya saya?

Menyangkut emosional, maka biasanya terkait dengan perasaan. Misalnya, seorang suami jarang diberikan penghargaan. Sudah memberikan uang nafkah kepada istrinya, ternyata malah dibalas, “Kok cuma segini?”

Itu ‘kan pertanda si istri kurang bersyukur. Padahal, ekonomi memang cukup sulit belakangan ini. Yang jurusan Ekonomi saja bisa mengalami permasalahan ekonomi seperti itu, apalagi yang kuliahnya jurusan lain bukan?

Bisa juga istri yang tidak puas secara emosional. Contohnya, istri kurang dipuji oleh suami. Mungkin sudah pakai makeup dan bedak setebal 5 sentimeter, parfum satu ember, dengan niat untuk menyenangkan suami di rumah. Ternyata, tanggapan suaminya dingin. Mungkin si suami sedang berada di dalam kulkas, ya?

Makanya, dari faktor ini, jika tidak terpuaskan secara emosional, maka perselingkuhan bisa terjadi, padahal pasangannya secara wajah lebih baik. Istrinya lebih cantik, tetapi suaminya malah selingkuh dengan perempuan lain yang level cantiknya di bawah istrinya. Ini tentu saja dipengaruhi oleh emosional tadi.

Wajah kurang cantik, tetapi mampu memberikan kehangatan, kenyamanan, dan perhatian bagi laki-laki yang sudah beristri, maka perselingkuhan akan terjadi juga.

Begitu pula dengan seorang perempuan yang sudah bersuami. Meskipun suaminya memberikan uang 2 juta rupiah tiap hari, tetapi jika pembawaannya dingin, karena mungkin belum keluar dari kulkas itu tadi, maka istrinya bisa mencari ke tempat lain, ke laki-laki lain yang lebih memberikan perhatian.

3. Ada Cinta Ketiga

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-3

Faktor penyebab perselingkuhan secara psikologis yang ketiga, eh, benar ya ketiga kalau tidak salah hitung, adalah ada pihak ketiga atau cinta ketiga yang ikut mampir. Pas poin ketiga, ada membahas orang ketiga.

Cinta dari orang ketiga ini bisa berasal dari mantan pacar. Memang, dahulunya pernah punya rasa, tetapi karena bukan jodoh, ya, tidak bakal menikah.

Lalu, tiba-tiba, bertemu di dekat selokan dan sampah bertumpuk, akhirnya cinta mereka bersemi kembali. Ketemunya kok di tempat yang sweet banget?

Cinta ketiga juga bisa hadir tanpa mengisi daftar absen dari pelakor dan pebinor. Pelakor adalah perebut laki-laki orang, sedangkan pebinor adalah perebut bini orang. Memang sudah hobinya menjadi pelakor dan pebinor, maka perselingkuhan akan diusahakan untuk selalu terjadi.

Kalau pelakor itu biasanya lebih tampil cantik, menarik, dan menawan bagi laki-laki beristri. Jangan mau kalah, istri bisa menyangi mereka dengan cara klik DI SINI. 

4. Ada Balam Dendas, eh, Balas Dendam Kepada Pasangannya

Bisa jadi, penyebab perselingkuhan secara emosional yang ini adalah teringat masa lalu. Mungkin atau bisa jadi, istrinya pernah berduaan dengan laki-laki lain di dalam rumah. Meskipun mungkin tidak sampai menjurus ke yang itu, tetapi suaminya terus mengingat hal itu sepanjang hidupnya.

Mungkin suaminya sudah memaafkan dan menganggap itu angin lalu. Namun, jangankan angin lalu, kentut saja baunya bisa kembali kepada si pengentutnya. Jadi, ketika ada kesempatan, maka peluang untuk balas dendam itu dapat terjadi.

5. Merasa Sudah Tidak Cinta Lagi Kepada Pasangan

Seiring lamanya waktu pernikahan, kebosanan itu dapat muncul pada diri masing-masing. Tiap hari ketemu, tiap hari bersama, sifat manusia berupa bosan ini merupakan sifat alamiah.

Apalagi jika salah satunya tidak ada perubahan yang positif, maka bosan itu makin menyeruak ke permukaan. Jika sudah begitu, salah satunya akan mulai mencari pelampiasan. Mencari yang lebih segar dan fresh. Itu selingkuhannya dimasukkan ke dalam freezer terlebih dahulu, jadi lebih fresh, ya?

Ketika sudah tidak merasa cinta lagi kepada pasangannya, tetapi untuk bercerai juga tidak dilakukan. Mungkin karena faktor anak, pekerjaan, orang tua atau mertua, tidak enak dengan tetangga, takut diomongkan orang bahkan mungkin binatang sekitar, maka pada akhirnya, pernikahan tersebut dijalani dengan hambar. Seperti buku, ya, buku hambar?

6. Ingin Ada Variasi dan Suka Tantangan

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-4

Kalau kata motivator-motivator sih, kadang lucu juga, ya? Mereka sering mengatakan tinggalkan zona nyamanmu. Lha, kalau orang sudah nyaman jadi pegawai, sudah jadi karyawan, masa harus disuruh banting setir jadi pengusaha semua? Kan tidak semua juga punya minat di bidang tersebut.

Termasuk mungkin dalam hal ini, ada sebagian orang yang ingin mencari variasi dalam rumah tangganya. Namun, bukan variasi yang termasuk positif, seperti variasi motor atau mobil begitu, tetapi variasi dalam urusan pasangan.

Baca Juga: Siapakah Orang yang Sering Diajak Curhat oleh Para Suami?

Mungkin kondisinya semuanya baik-baik saja, komunikasi suami istri lancar, nafkah juga tidak pernah kekurangan, hubungan khusus suami istri juga oke, tetapi ada yang merasa kok begini-begini saja? Lempeng-lempeng saja? Akhirnya, terpikir untuk ada variasi itu tadi, mencari orang lain yang dijadikan pasangan bayangan.

Terlebih ada tantangan dalam diri, merasa bangga jika bisa menaklukkan hati orang lain. Gadis, janda, istri orang, sikat semua! Terlebih istri orang, itu lebih menantang lagi. Resiko ketahuan tentu saja ada, namun di situlah tantangannya. Bagaimana menjalin hubungan gelap itu, tanpa harus berkoordinasi dengan PLN meskipun pakai kata “gelap”, tanpa diketahui oleh pasangan yang sah.

7. Konflik Terus-Menerus

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-5

Saya teringat perkataan Ustaz Oemar Mita dalam salah satu tayangan video di internet. Katanya, salah satu ciri rumah penghuni neraka adalah sering ada teriakan-teriakan.

Bukankah di neraka itu para penghuninya berteriak semua? Kesakitan semua? Tidak ada yang berkata enak, nyaman, hangat, kecuali video-video pakai AI yang beberapa waktu viral di internet.

Teriakan antara suami dan istri jelas menandakan bahwa mereka sedang berkonflik. Ditambah dengan teriakan anak-anak kepada orang tua, jadi serasa rumah itu penuh dengan sound horeg. Bedanya kalau di acara sound horeg, ada joget dan tariannya, kalau di rumah yang penuh teriakan, juga ada tarian, yaitu: tarian mulut mencela satu sama lain.

Jelas yang begitu sangatlah tidak sehat. Padahal, tubuh ini mesti dijaga kesehatannya. Kalau bisa mudah, kenapa cari yang susah? Ya ‘kan? Yang mudah itu bisa dengan cara klik DI SINI. 

Solusi Cerdas Mencegah Perselingkuhan

Rasanya, jika cuma mengungkapkan masalah, tanpa ada solusi, maka tulisan ini rasanya hambar. Seperti buku anak-anak, buku hambar. Eh, sudah ditulis di atas, ya!

Perselingkuhan ini memang menjadi penyakit yang menjangkiti sebuah pasangan, entah itu pasangan yang sudah menikah, maupun yang masih pacaran. Nah, yang disebutkan terakhir ini tidak usah dibahas, lah, karena pacaran yang lebih indah itu memang pacaran setelah pernikahan. Meskipun, yah, ada yang mengartikan sudah menikah, berarti kita pacari lagi orang lain, ya? Nah, itu pemikiran yang salah kaprah. Sudah salah, kaprah lagi!

Demi mencegah perselingkuhan, maka pasangan suami istri harus sering bersama. Harus saling menjalin silaturahmi. Sering menelepon ketika berjauhan. Bukankah sekarang menelepon harganya murah meriah? Pakai WA atau Whatsapp saja beres bukan? Atau memang belum punya Whatsapp? Belum tahu Whatsapp itu apa? Wah, jangan sampai baru datang dari masa lalu, ya?

Menelepon pasangan walaupun hal-hal yang remeh, itu mendekatkan hati, lho! Mungkin yang diomongkan, anak sedang apa, main apa, atau sudah makan atau belum, begitu yang sederhana-sederhana.

Jangan yang berat-berat, misalnya apa hubungan hukum ketiga Newton dengan persamaan Helmholtz? Kalau helm yang untuk sepeda motor pasti tahu, namun jika Helmholtz, tidak semuanya paham.

Ustaz Firanda, beliau lulusan S3 dari Arab Saudi, juga tidak membicarakan hadits-hadits yang berat dengan istrinya. Beliau mengatakan sendiri dalam videonya. Nah, apalagi kita yang mungkin masih belum terlalu paham hadits, kitabul Jami’ saja belum hafal semua.

Nah, ada solusi yang cerdas dan bisa dipraktekkan oleh masing-masing suami istri, yaitu: bersama-sama meluangkan waktu. Terus, meluangkannya ke mana?

Yang termasuk terbaik dalam waktu dekat ini adalah nonton bareng. Bukan nonton bioskop, apalagi layar tancep, tetapi nonton bareng Silaturahmi Nasional Wahdah Islamiyah yang Insya Allah dilaksanakan Sabtu nanti, tanggal 15 November 2025. Ini dia pamfletnya. Cukup dibaca saja, tidak usah sampai difotokopi.

penyebab-perselingkuhan-secara-psikologis-6

Ajak suami maupun istri, dengan anak juga boleh kalau ada dan punya, untuk bersama-sama hadir di nonton bareng. Daftarnya bisa klik langsung DI SINI.

Sedangkan untuk tempat nobarnya, nantikan informasi lebih lanjut, ya! Yang jelas, informasinya akan disampaikan sebelum tanggal 15 November 2025, kalau disampaikan tanggal 31 November buat apa? Memangnya ada tanggal 31 November?

Sumber: https://muslimafiyah.com/perselingkuhan-sebab-pencegahan-solusi-dalam-tinjauan-psikologi-syariat.html

Baca Juga: Sejak Kecil Kita Sudah Mengenal AI, Ini Buktinya!

 

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *