WIZ Gerai Bombana Adakan Pelatihan Pengurusan Jenazah: Tuntun Sesuai Sunnah, Luruskan yang Masih Salah

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-cover

Bombana, wahdahbombana.or.id – Jauh-jauh dari ibukota Kabupaten Bombana membawa misi ilmu syar’i dan dakwah, itulah yang dilakukan dalam Pelatihan Pengurusan Jenazah di Desa Lawatuea, Kecamatan Poleang Utara.

Kegiatan ini berlangsung kemarin, Ahad (14/12/2025), dimulai sekitar pukul 12.30 WITA. Bertempat di Masjid Darul Istiqamah, masjid yang berada di Desa Lawatuea.

Hadir Ketua WIZ Gerai Bombana, Andi Syawal dan krunya, Abdurrahman. Adapun dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah (WI) Bombana yang membersamai, yaitu: ketuanya, Ustaz Akbar Jabba.

Selain itu, diikuti pula oleh Ustaz Aidil Musakar, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Wahdah Bombana sekaligus Ketua Lembaga Hikmatul Qur’an DPD WI Bombana yang menjadi pemateri dalam proses pelatihan pengurusan jenazah ini.

Masih ada Ustaz Jamuddin, Ketua Yayasan An-Nur WI Bombana dan Ketua Departemen Pendidikan DPD WI Bombana, Ketua Departemen Medikomhum DPD WI Bombana, Rizky Kurnia Rahman, serta beberapa ikhwan pengurus.

Beberapa santri putra Ponpes Al-Wahdah Bombana hadir dan turut membantu kegiatan yang baru pertama kali diadakan di desa ini. Termasuk yang menjadi MC atau pembawa acara adalah Muhammad Wal Ikram, santri kelas XI.

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-2

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-1
Muhammad Wal Ikram, Santri Kelas XI, Sebagai Pembawa Acara

Sedangkan yang membaca Al-Qur’an atau tilawah adalah Abdurrahman Al-Fattah, santri kelas XI pula, melantunkan Surah Ali Imran ayat 181-186.

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-3
Abdurrahman Al-Fattah, Santri Kelas XI, Melantunkan Ayat Suci Al-Qur’an

Bagian dari Program Kampung Zakat

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-4
Andi Syawal, Ketua WIZ Gerai Bombana

Dalam sambutannya, Andi Syawal mengatakan bahwa program pelatihan pengurusan jenazah ini adalah salah satu bagian dari Program Kampung Zakat.

Baca Juga: WIZ Gerai Bombana Sukses Adakan Tebar Sembako Bersama Jajaran DPD WI Bombana di Desa Lantawonua

Beliau melanjutkan,

“Acara ini sangat penting karena kewajiban kita sebagai umat Islam. Sesuai hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, hak muslim dengan muslim lainnya, ketika meninggal dunia, diiringi jenazahnya, termasuk penyelenggaraannya.”

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-5

Tujuan dari pelatihan ini, dijelaskannya,

“Program ini dapat menjadi sarana peningkatan kesadaran masyarakat tentang zakat dan pengurusan jenazah.”

Berbondong-bondong Seandainya Tahu

pelatihan-penyelenggaraan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-6

Sambutan kedua adalah dari Ustaz Akbar Jabba. Beliau menyebutkan pentingnya kegiatan semacam ini,

“Jika masyarakat tahu keutamaannya kegiatan ini sebagai bagian dari majelis ilmu, maka mereka akan berbondong-bondong untuk datang. Pada hari kiamat nanti, akan disempurnakan amal kita, maksudnya dibalas oleh Allah.”

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-3

Terkait fenomena orang meninggal dunia, disebutkan oleh Ustaz Akbar,

“Alhamdulillah, ketika ada yang meninggal, masyarakat kita banyak yang hadir melayat dan rela meninggalkan pekerjaannya untuk sementara. Meskipun demikian, masih banyak yang tidak mengambil hikmah, masih yang banyak yang tertawa-tawa ketika melayat.”

Akhir sambutan, beliau berpesan kepada hadirin,

“Sebelum kita meninggal dunia, kita harus tetap berprasangka baik kepada Allah. Saya pasti dirahmati, diampuni, dan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah.”

Pengetahuan Seperti Anak Tangga

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-1

Awalnya, Ibu Kepala Desa Lawatuea, Andi Farmuli Arista, belum hadir. Namun, begitu sudah hadir di masjid, beliau dipersilakan oleh MC untuk memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Beliau mengatakan,

“Kegiatan ini memang kita diberikan pengetahuan tentang pengurusan jenazah. Pengetahuan ini seperti anak tangga, harus dimulai dari bawah. Banyak yang tidak datang karena takut. Selama ini yang kita lakukan, entah benar atau salah.”

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-2
Ibu Kepala Desa Lawatuea, Andi Farmuli Arista

Pengukuran Jenazah

Pelatihan penyelenggaraan jenazah ini diterangkan dari awal sampai akhir oleh Ustaz Aidil. Peralatan seperti kain kafan, tali rafia, gunting, termasuk juga plastik alas jenazah yang memakai spanduk kegiatan telah disiapkan oleh tim dari WIZ.

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-4

Awalnya, dilakukan pengukuran jenazah yang dalam hal ini diperagakan oleh salah seorang santri. Pengukurannya menggunakan tali rafia.

Satu helai tali rafia bisa dibagi tiga. Menurut Ustaz Aidil,

“Tiga helai ini untuk pengukuran kain kafan, liang lahat, dan papan penutup jenazah.”

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-5

Lebih lanjut, pembahasan tentang jumlah kain kafan.

“Kalau laki-laki itu tiga helai, sedangkan untuk perempuan lima helai.”

Baca Juga: Pelatihan Dirosa: Fokus Ajarkan 3 Hal Penting Bagi Para Peserta

Namun, ada yang perlu diperjelas tentang helai tersebut. Ternyata, helai yang dimaksud adalah dua lembar kain kafan yang telah diukur dan dipotong sesuai ukuran.

“Jadi, satu helai itu dua lembar. Maka, kalau laki-laki berarti enam lembar.”

Adapun dalam kegiatan pelatihan penyelenggaraan jenazah ini, tali yang digunakan berjumlah ganjil.

“Bisa tiga, lima, atau tujuh. Tapi jangan satu, karena bisa rawan terbuka nanti,” jelas Ustaz Aidil.

Penyusunannya, menurut beliau, adalah diselang-seling. Dan beliau mengatakan, “Disusun begini, ini sudah kuat.”

Sedangkan untuk menutupi jenazah dengan kain kafan, bisa dengan cara diikat, diberikan peniti, maupun digulung. Kembali Ustaz Aidil mengatakan bahwa metode itu sudah kuat untuk menutupi jenazah.

Memandikan Jenazah

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-6

Selanjutnya, pembahasan tentang mandi jenazah. Ada yang bertanya, mana yang lebih didahulukan, diwudukan dulu atau dimandikan dulu? Ustaz Aidil menjawabnya dengan diwudukan terlebih dahulu.

Mengguyur air dilakukan pertama kali pada sebelah kanan tubuh jenazah.

“Ada tiga jenis air yang digunakan. Pertama, air bersih. Kedua, air yang dicampur daun bidara, kalau tidak ada air dicampur sabun. Ketiga, air yang dicampur kapur barus.”

Dalam proses memandikan jenazah ini, Ustaz Aidil menyebutkan tentang prosedur kesehatan,

“Hendaknya yang memandikan memakai kaos tangan. Ini sebagai amannya untuk tidak menyentuh jenazah secara langsung karena dikhawatirkan menularkan penyakit. Apalagi jenazah yang sempat bermalam.”

Memandikan jenazah juga sebaiknya dilakukan menjelang akan dikuburkan.

“Jenazah yang sudah terkena air, maka akan cepat membusuk. Oleh karenanya, memandikan jenazah hendaknya ketika proses mau dikuburkan.”

Tentang siapa yang akan memandikan jenazah ini tergantung kepada wasiat si mayit.

“Jadi, wasiat itu tidak cuma harta, tetapi juga orang yang akan memandikan. Jika yang diwasiatkan satu orang, ya, satu orang. Jika dua atau tiga, ya, itu wasiatnya.”

Proses memandikan jenazah juga termasuk proses membersihkan mayit dari berbagai kotoran di dalam tubuhnya.

“Perut jenazah ditekan, jika keluar kotoran, maka dibersihkan. Terus ditekan dalam posisi agak didudukkan sampai tidak ada lagi kotoran yang keluar.”

Baca Juga: Spesial Tarbiyah Gabungan: Dimulai dari Penyampaian Materi, Diakhiri dengan Rendang Daging Sapi

Agar kemuliaan jenazah bisa tetap terjaga karena ini juga bagian dari penjagaan dalam Islam, Ustaz Aidil memberikan wanti-wanti jenazah untuk tidak sampai terbuka auratnya.

“Hendaknya memakai kain penutup jenazah saat memandikan. Tapi, jangan kain putih karena itu kalau terkena air bisa transparan. Kalau masyarakat kita, bisa memakai sarung.”

Adapun ketika selesai memandikan, kain yang basah tadi harus diganti dengan yang baru atau kering.

“Caranya adalah dengan menutupkan kain di atas yang basah tadi. Lalu, kain yang basah ditarik bisa lewat kaki jenazah atau lewat samping.”

Tubuh jenazah yang sudah kering, tetapi masih keluar kotoran atau darah, hendaknya dibersihkan kembali dengan air.

“Jika masih keluar terus, hendaknya pakai kapas untuk menutupnya,” begitu penjelasan Ustaz Aidil.

Bagi yang ingin menambah kain untuk dibuat baju atau celana bagi si mayit, Ustaz Aidil mempersilakan dan tidak ada masalah.

“Termasuk jika jenazah perempuan, mau dipakaikan jilbab atau kain kurungnya, juga tidak mengapa.”

Meluruskan yang Masih Salah di Kalangan Masyarakat

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-7

Ustaz Aidil mempersilakan hadirin dari kalangan masyarakat Desa Lawatuea untuk langsung bertanya.

Ada beberapa persepsi yang salah di masyarakat, misalnya tentang sholat jenazah.

“Kebanyakan dari kita ketika mau ada sholat jenazah justru banyak yang tidak mau ikut. Cuma menonton saja. Paling yang sholat hanya pak imam, sama anaknya si jenazah. Padahal, semakin banyak yang mensholatkan itu bagus. Kalau yang mensholatkan sampai 40 orang dan akidahnya lurus, maka si mayit akan diberikan syafaat oleh Allah di hari kiamat kelak. Perempuan juga boleh ikut mensholatkan jenazah,” ujarnya.

Masih lanjut tentang pelatihan pengurusan jenazah. Persepsi lain yang tidak ada tuntutannya sesuai sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, masih tentang sholat jenazah, yaitu: doa bersama setelah sholat.

“Padahal, dalam sholat jenazah itu sendiri sudah banyak doa dan itu yang paling afdhal dilakukan.”

pelatihan-pengurusan-jenazah-wiz-gerai-bombana-dpd-wahdah-islamiyah-bombana-desa-lawatuea-kecamatan-poleang-utara-8

Dan, persepsi yang ini ketika jenazah akan dikuburkan.

“Kain kafan yang sudah diikat itu tidak usah dilepas. Tidak ada itu yang namanya hantu pocong bergentayangan karena tali pocongnya tidak dilepas. Orang yang sudah mati tidak akan mungkin kembali ke dunia lagi. Yang muncul itu biasanya jin.”

Salah seorang hadirin mengemukakan pendapatnya bahwa jenazah harus menyentuh tanah secara langsung, yaitu: pada bagian pipinya.

“Ini yang masih keliru. Bahkan saya pernah lihat sendiri, ada jenazah yang mulutnya dimasukkan tanah sebelum dikuburkan. Ini ‘kan jenazah sudah dimandikan, sudah dalam keadaan suci sebelum dikuburkan.”

Ustaz alumnus STIBA Makassar yang sekarang berubah menjadi IAI STIBA Makassar ini juga memberikan nasihat kepada hadirin,

“Hendaknya ketika kita di kuburan juga harus diperhatikan adab-adabnya. Misalnya, tidak boleh duduk di atas kuburan atau melangkahi kuburan. Bayangkan, orang yang sudah meninggal saja masih dihormati dalam Islam.”

Pelatihan pengurusan jenazah ini berakhir menjelang waktu Ashar. Ustaz Aidil menutupnya dan berharap semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Desa Lawatuea dan kaum muslimin secara umum.

Baca Juga: Karyawan PT. JBM Bombana Masuk Islam Dipandu Syahadat Oleh Pimpinan Ponpes Al-Wahdah Bombana

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) DPD WI Bombana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *