Hasil Kolaborasi, Tercipta Kegiatan Pengenalan Jurnalistik Dasar Bagi Santri Ponpes Al-Wahdah Bombana Putra

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-cover

Sudah sejak lama memang saya menghendaki ada suatu pelatihan jurnalistik atau menulis berita bagi para santri. Selain dibekali dengan ilmu agama, salah satu ilmu yang penting kaitannya dengan dunia dakwah adalah ilmu jurnalistik ini.

Jurnalistik memang berbeda dengan jurnalistrik. Yang pertama berkaitan dengan media informasi, penyiaran, dokumentasi, maupun pelaporan kepada masyarakat umum tentang suatu kejadian atau peristiwa. Yang kedua, saya tidak tahu artinya. Lalu, kok ditulis, ya?

Awalnya, memang ada musyawarah di antara lembaga maupun departemen di bawah naungan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah (WI) Bombana pada Selasa (26/8/2025) malam yang lalu.

Muncullah persiapan untuk mengadakan kegiatan pelatihan jurnalistik yang menjadi ajang kolaborasi dan sinergitas antara Departemen Media Komunikasi dan Humas (Medikomkum) dan Yayasan An-Nur Wahdah Islamiyah, lebih tepatnya adalah SMP IT dan SMA IT Al-Wahdah Bombana, melalui OSIS.

Saya berdiskusi serius dengan Ustaz Salman, salah satu pembina ponpes Al-Wahdah Bombana putra. Disepakatilah kegiatan dengan mengambil tema “Menulis dengan Hati, Berkarya dengan Teknologi”. Sama sekali bukan ide saya untuk tema tersebut.

Disepakati dengan pihak pembina dan santri, kegiatan ini pada hari Ahad (31/8/2025) dimulai jam 08.00 WITA di Masjid Darul Ilmi, ponpes Al-Wahdah Bombana putra.

Sempat Tertunda Karena Alasan Teknis

Saya datang jam 08.00 WITA lewat sedikit. Saya berusaha untuk hadir tepat waktu, setelah mencuci baju karena itu tugas saya di rumah. Semoga jadi suami teladan, aamiin.

Ternyata, belum bisa dimulai karena alasan atau kendala teknis. Hambatan itu pada alat yang bernama infocus. Itu lho, alat untuk presentasi yang bisa memancarkan gambar di dinding maupun layar.

Alat yang sebelumnya dipakai untuk nobar santri tidak bisa berfungsi maksimal. Tidak bisa tersambung dengan laptop yang saya bawa. Diganti kabelnya, tetap tidak mempan.

Barang itu pun diganti. Dicarikan pemain cadangannya yang rupanya tersimpan manis di lemari masjid. Alat yang baru datang tersebut masih belum bisa juga bermain apik.

Diganti lagi kabelnya, sampai akhirnya berfungsi dengan jos. Dimulailah acara. Saya sudah beberapa kali makan kue yang tersaji di bawah bosara itu. Bagaimana pun, menunggu itu ternyata membuat lapar juga.

Pembacaan Kalam Ilahi dan Sambutan-sambutan

Sebelum saya beraksi, ada pembacaan kalam ilahi, pembacaan Al-Qur’an terlebih dahulu. Ini penting agar kegiatan ini bisa diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sekaligus menjadi penyejuk jiwa sebelum kegiatan benar-benar dimulai.

Sambutan yang pertama adalah dari Ketua OSIS, Fatir kelas 11A.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-20

“Pelatihan ini merupakan cara kita menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat, bukan hanya membuat laporan. Kita tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga ide secara sistematis,” menurutnya.

Berikutnya, sambutan dari Kepala SMP IT Al-Wahdah Bombana, Ustaz Saiful, S.Pd.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-22

“Pelatihan ini sangat kami apresiasi. Ketika mengusulkan program ini, ikut membantu, caranya agar bisa disetujui oleh pihak yayasan.”

Masih sambutan dari beliau, “Kenapa kami sangat bersemangat? Harapan kami bukan hanya pemahaman akademik saja, tetapi menjadi pribadi yang lebih berkarakter.”

Kalimat berikutnya, masih dari Ustaz Saiful, “Ini bukan hanya menulis, tetapi menyampaikan pendapat yang baik di depan umum. Informasi saat ini mudah tersedia di media sosial. Harapannya, anggota OSIS bisa memberikan informasi tentang pondok kita, sehingga pondok kita bisa dikenal.”

Tutupnya, “Setelah pelatihan ini, ditunggu implementasinya.”

Saatnya Naik Panggung

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-4

Masjid Darul Ilmi memang tidak ada panggungnya. Yang ada cuma meja dan kursi. Tidak mungkin bukan, pengertian naik panggung itu saya naik di atas meja?

Moderator adalah Fikri, santri Ponpes Al-Wahdah Bombana Putra juga. Saya langsung membuka dengan presentasi melalui media Powerpoint.

Awalnya, saya memang cukup sulit menyusun materi jurnalistik. Hal ini karena materi tersebut cukup banyak dan panjang. Sementara ini hanya pengenalan dasar.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-3

Para santri perlu diberi wawasan baru tentang dunia jurnalistik. Makanya itu, saya langsung mengungkapkan sebuah kenyataan tentang dunia literasi yang tidak seenak sambal terasi.

“Membaca buku sekarang dianggap kuno. Orang sekarang lebih sering menonton video-video pendek melalui media sosial. Jarang yang mau membaca lebih dalam,” kira-kira begitulah saya bicara, sebab saya agak lupa juga, sih.

Tiga Jenis Tulisan Jurnalistik

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-23

Saya pernah mengikuti pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh Pusmedikom DPP WI. Materi yang masih saya ingat adalah ada tiga jenis karya jurnalistik, yaitu: berita, feature, dan artikel/opini. Itu dulu yang saya kenalkan ke para santri.

Saya pun memberikan definisi masing-masing. Bahwa berita itu sama sekali tidak ada pendapat pribadi, kalau feature campuran antara berita dan pendapat pribadi, sedangkan opini/artikel murni pendapat pribadi.

Tidak hanya tentang tulisan, tetapi juga saya berikan panduan dalam menggali informasi melalui wawancara. Saya berikan arahan tentang panduan dalam wawancara orang, di antaranya tahu waktu.

“Jangan kita wawancara orang ketika tengah malam jika tidak perlu sekali.” Begitu kata saya.

Foto dokumentasi juga saya ulas. Ibaratnya satu foto mewakili 1.000 kata.

Nah, sesi materi selesai, saya memberikan motivasi juga kepada para santri. Selanjutnya adalah latihan praktek.

Sesi Praktek dan Penutupan

Dalam praktek pengenalan jurnalistik ini, saya menampilkan sebuah gambar. Berikut gambar yang dimaksud:

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-1

Para peserta saya persilakan untuk membuat berita dari gambar tersebut. Saya memberi pesan untuk tetap berpatokan kepada kaidah 5W1H.

Masing-masing dibentuk dalam kelompok sebanyak tiga orang. Rata-rata mereka membuat berita tentang keberangkatan pesawat baru. Hampir sama isinya.

Selanjutnya, saya ingin melatih mereka untuk membuat feature dan artikel/opini. Mereka boleh pilih, mau bikin feature atau artikel. Gambarnya adalah ini:

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-2

Mereka saling berdiskusi untuk membuat judul, membuat rangkaian tulisan, dan sebagainya. Saya tinggal menunggu saja di meja bersama dengan moderator. Berikut dokumentasi mereka yang sedang berlatih.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-6

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-7

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-8

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-9

Menjelang Dzuhur atau sekitar pukul 11.30 WITA, kegiatan sudah hampir berakhir. Ada satu pertanyaan dari moderator tentang menumbuhkan minat membaca bagi anak muda atau generasi Z.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-25

“Menumbuhkan minat membaca buku itu dimulai dulu dari buku yang disukai. Misalnya, baca buku komik atau cerita-cerita ringan dan tipis. Yang penting mau membaca terlebih dahulu. Selain itu, agar motivasinya kuat, bertanya ke dalam diri kita, buku ini manfaatnya buat saya apa? Memang ini tantangan berat karena sekarang orang cenderung pakai HP terus, kurang teladan dari orang tua, keluarga, dan guru dalam hal minat membaca buku ini.” ujar saya.

Acara benar-benar ditutup oleh moderator dan ditandai dengan sesi foto bersama.

pengenalan-jurnalistik-santri-ponpes-al-wahdah-bombana-putra-10

avatar for Rizky Kurnia RahmanRizky Kurnia Rahman

Ketua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *