Pada kesempatan pertama kali sejak menjabat Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, hadir dalam momen atau acara Liqa Akbar 2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan An-Nur Wahdah Islamiyah (WI) Bombana.
Kegiatan yang melibatkan para orang tua atau wali santri tersebut berlangsung kemarin, Kamis (12/6/2025), dimulai sekitar pukul 08.30 WITA, bertempat di Gedung Tanduale, gedung yang menjadi kebanggaan dan berada di sekitar kantor Bupati Bombana.
Para orang tua murid maupun santri, dipersilakan untuk melakukan registrasi di meja yang telah disediakan. Menunjukkan undangan agar tercatat secara resmi.
Tamu undangan yang telah datang diatur sedemikian rupa oleh panitia karena penataan antara tamu laki-laki dan perempuan memang terpisah. Hadirin laki-laki di sebelah kiri, sedangkan yang perempuan di sebelah kanan dari pintu masuk.
Liqa Akbar dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh salah seorang santri Ponpes Al-Wahdah Bombana putra.
Agar lebih meningkatkan nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air, nusa, serta bangsa, maka dikumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hadirin dipersilakan untuk berdiri oleh MC, selanjutnya bersama menyanyikan lagu wajib tersebut.
Selanjutnya adalah beberapa penampilan dari sekolah di bawah naungan Yayasan An-Nur Wahdah Islamiyah Bombana. Ada pembacaan Surah An-Naba secara bergantian oleh empat anak kelas VI-A SD Islam Terpadu (IT) Al-Wahdah Bombana.
Ustaz Jamuddin sebagai Ketua Yayasan An-Nur Wahdah Islamiyah Bombana memberikan sambutan pada kesempatan pertama. Lebih lengkapnya sambutan beliau, silakan dibaca di bawah ini!
Liqa Akbar 2025: Ustaz Jamuddin Kemukakan Perkembangan Wahdah Islamiyah Bombana
Ketika hadirin sedang khidmat mengikuti acara, Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, datang ke lokasi tempat kegiatan. Disambut oleh panitia, bersalaman, lalu dipersilakan menempati tempat duduk yang telah disediakan di barisan paling depan.
Jangan Terlalu Bangga
Ahmad Yani memulai sambutannya dengan mengingatkan hadirin, “Sebagai kaum muslimin yang taat, sering memberikan salam dan shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”
Nasihat atau pesan positif dari beliau berikutnya dan cukup menghujam ke dalam hati hadirin saat dikatakan, “Saya tahu banyak ustaz, dai, ustadzah, tapi saya ambil contoh, hanya satu kesalahan Nabi Adam, memakan buah kuld, dilemparkan ke dunia. Kenapa saya ingatkan? Jangan terlalu bangga kita sebagai ustaz, ulama, guru, dan lain sebagainya, pendahulu kita, dikeluarkan dari surga. Kita berharap syafaat dari nabi kita.”
Tentang sekolah Islam di Bombana, juga disinggung beliau, “Kita harus bersyukur dengan banyaknya sekolah Islam di Bombana. Dahulu, sangat sedikit sekolah bernuansa keagamaan. Waktu turun 1996, waktu masih menjadi Kabupaten Buton, selain Aliyah, ada TK Assulaimaniyah, tetapi kita sudah bangga waktu itu.”
Mencari Kesamaan
Jumlah sekolah Islam yang lebih banyak sekarang ini, disebutkan oleh Ahmad Yani, “Di antara sekolah Islam, pasti banyak perbedaan. Namun, kita cari kesamaannya. Mari jadikan negeri Bombana diberkahi, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.”
Hubungan antara pondok pesantren Wahdah Islamiyah Bombana dengan pemerintah daerah dijelaskan oleh beliau, “Pemerintah daerah menginginkan sinergitas, antara pemda dan pondok pesantren, termasuk Wahdah Islamiyah. Jika pondok ini berhasil, sudah membangun juga moral kita di Bombana. Kalau tidak begini sekarang, jika orang tua tidak jeli, maka yang akan memimpin anak-anak kita adalah HP.”
Lebih jauh tentang HP, “Ketika di hari akhir, nanti yang bertanggung jawab bukan HP, tetapi yang bertanggung jawab adalah orang tua dan guru. HP ini tidak dibatasi ruang dan waktu.”
Menjelang selesainya sambutan, Ahmad Yani tetap memberikan motivasi dan pesan moral kepada hadirin, yang meliputi wali santri dan lainnya, “Pesan untuk wisudawan, ini bukan akhir, tetapi awal. Jangan berhenti belajar dan berprestasi. Jadilah duta Islam yang bermanfaat di muka bumi. Generasi ini menentukan generasi emas kita tahun 2045.”
Tentang generasi emas tahun 2045 tersebut, ujar Ahmad Yani, “Saya tidak tahu lagi apa namanya generasi emas itu? Sekarang sudah namanya generasi Z.”
Perbedaan pendidikan anak zaman sekarang dengan zaman dahulu juga turut diungkapkan beliau, “Ketika masih kecil, yang kita takuti adalah guru ngaji dan guru sekolah. Sekarang, guru dijadikan temannya. Penghargaan terhadap guru sudah agak pudar. Bawa anak kita ke ponpes, untuk mensukseskan anak kita di dunia dan akhirat.”
Penyerahan Cendera Mata
Sebagai wujud ucapan terima kasih sekaligus penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana, maka Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) WI Bombana, Ustaz Akbar Jabba, menyerahkan cendera mata kepada Wakil Bupati Bombana. Disambung dengan foto bersama Wakil Bupati Bombana tersebut, sekaligus jajaran Forkopimda Kabupaten Bombana.
Begitu juga dengan di Muslimah Wahdah Daerah (MWD) Bombana. Ketuanya, Ustazah Enin Delastri, menyerahkan cendera mata kepada istri dari Wakil Bupati Bombana, Henny Setiawati Rachman. Begitu pula ada foto bersama.
Sambutan Ketua DPD WI Bombana, Penampilan, Testimoni Orang Tua Santri, dan Acara Inti
Setelah sambutan dari Wakil Bupati Bombana, Ketua DPD WI Bombana, Ustaz Akbar Jabba, diberikan kesempatan untuk sambutan pula. Bisa dibaca selengkapnya di sini:
Pemberian penghargaan kepada para wisudawan terbaik, dari SD, SMP, termasuk tahfidz, dan SMA. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Ahmad Yani kepada yang berhak menerimanya, didampingi oleh orang tua atau wali masing-masing.
Pada kesempatan berikutnya, pemberian penghargaan juga kepada murid maupun santri akhwat. Diserahkan langsung oleh Ibu Wakil Bupati Bombana.
Penampilan berikutnya adalah dari kelas VI-B SD IT Al-Wahdah Bombana, khusus murid perempuan. Mereka membawakan nasyid yang cukup menyayat hati. Menandakan kesedihan harus berpisah dengan guru-guru mereka di SD. Hadirin pun cukup dibuat terharu dengan penampilan anak-anak ini.
Orang tua santri juga diberikan kesempatan memberikan testimoninya. Kesan dan pesan selama menyekolahkan anaknya di Ponpes Al-Wahdah Bombana. Kesempatan tersebut diberikan kepada orang tua Aprian Mauli, wisudawan terbaik untuk tingkat SMA.
Beliau mengucapkan terima kasih kepada para guru. Cukup singkat penyampaian beliau. Langsung cepat diakhiri, setelah ada insiden kecil berupa mati lampu di gedung tersebut.
Penampilan yang cukup memukau serta lucu menggemaskan berasal dari dua anak TK IT Al-Wahdah Bombana yang melantunkan lagu Moronene tanpa iringan musik. Jeritan anak tersebut dalam lagu bisa membuat hadirin tertawa.
Dan, penampilan sebelum acara inti pengukuhan wisudawan adalah dari kelas VI-A SD IT Al-Wahdah Bombana. Ini khusus murid laki-laki, membawakan nasyid dan puisi tentang Palestina.
Dilantunkan dengan penuh perasaan karena mengingat penderitaan saudara-saudara muslim di bumi Palestina yang sampai sekarang masih terus dijajah Israel.
Selamat kepada para wisudawan, baik dari tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA. Selamat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Semoga menjadi anak yang sholeh/sholihah, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat bagi agama Islam, nusa, dan bangsa. Aamiin ya rabbal alamin.
Rizky Kurnia RahmanKetua Departemen Media, Komunikasi, dan Humas (Medikomhum) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Wahdah Islamiyah Bombana
